Suara.com - Denise Chariesta meluapkan kekesalannya kepada Dokter Detektif alias Doktif usai mengaku difitnah melalui sebuah komentar di akun TikTok-nya.
Ibu satu anak tersebut murka lantaran dituding Doktif menerima Rp100 juta dari seseorang bernisial R sebagai bayaran menjadi buzzer.
Denise Chariesta lalu membawa masalah ini ke ranah hukum. Dia resmi melaporkan Doktif ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Minggu (16/2/2025).
Baca Juga: Bayinya Ikut Disindir Doktif, Denise Chariesta Ngamuk: Dokter Apaan Begitu?
"Heh, Doktif, gue sudah menyambangi (Polres) tuh, kata lo mau ngajakin ketemu di bakso bakwan. Tuh, gue udah ke sini. Tapi hari ini gue enggak mau makan bakso bakwan karena gue lagi diet," kata Denise Chariesta seraya di depan ponselnya yang diduga untuk konten Instagram usai membuat laporan.
"Gua bikin laporan karena omongan lo tuh fitnah. Jadi biar lo belajar, kalau ngomong itu harus sesuai dengan bukti. Mana buktinya, gue terima Rp100 juta, bisa enggak buktiin?" ucapnya menyambung.
Perempuan 33 tahun tersebut tambah kesal saat ingat Doktif juga menyindir anaknya, Jaden Bowen Yap yang baru berusia satu tahun.
Menurut Denise Chariesta, anaknya dicibir minum susu dari uang yang tidak halal. Dia tak terima karena putranya masih minum ASI sampai sekarang.
"Ini dokter harus belajar untuk mempertanggungjawabkan apa yang dia ucap. Enggak boleh sembarangan ngomong fitnah-fitnah, apalagi lo bawa-bawa anak gue. Itu parah banget sih, bawa-bawa anak gue, enggak boleh kayak gitu," ujar Denise dengan nada kesal.

"Bawa-bawa anak gue dibecandain, 'beli cucunya (susunya) dari uang yang enggak halal', memang anak gue, gue kasih susu babi? Enggak ya. Anak gue tuh gue kasih ASI. Dan lo tuh harus pintar sedikit sebagai dokter," ucapnya.
Adapun laporan Denise Chariesta sudah diterima pihak Polres Metro Jakarta Selatan. Doktif dijerat Pasal 27 juncto 45 UU ITE atas dugaan pencemaran nama baik dengan ancaman hukuman dua tahun penjara.