Suara.com - Maia Estianty bernostalgia dengan masa-masa ketika ia berada di sekolah dasar, tepatnya ketika mengenyam pendidikan di sekolah katolik di Surabaya. Di sekolah tersebut, ibu kandung Al, El, dan Dul itu mengaku sering mengisi acara keagamaan.
Dalam sebuah YouTube, Maia Estianty mengaku pernah menjadi penari altar dalam sebuah acara di gereja.
"Zaman gue kecil kan sekolahnya di sekolah Katolik, gue penari altar gereja," ungkap Maia Estianty.
"Bawalah persembahan mu nanti, ke altar yang suci," lanjutnya menyanyikan penggalan lagu berjudul "Bawalah Persembahan" sembari memperlihatkan gerakan tarinya.
Baca Juga: Bintangi Adaptasi Drakor Bad Guys, Randy Pangalila Dipuji Nonton Serial Aslinya: Denger Nih Abidzar!
Mantan istri Ahmad Dhani itu menceritakan, saat dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar, sikap toleransi zaman dulu dirasa berbeda dengan zaman sekarang.
"Kalau sekarang jangan salah sebut aja, ntar sensitif, ada yang nggak suka terus dilaporin masuk penjara," terangnya.
Maia Estianty pun mengaku sedih melihat toleransi di saat ini. Apalagi isu agama begitu sensitif sehingga tak jarang mereka bakal saling lapor hanya karena pebedaan pandangan soal agama.
"Agak sedih sekarang, dikit-dikit dilaporin, dikit-dikit dilaporin," imbuhnya.
Istri Irwan Mussry itu pun mengaku merindukan masa kecilnya dengan toleransi dalam beragama bukan menjadi hal yang sensitif.
"Gue jujur kangen dengan zaman gue kecil dulu, ngucapin Selamat Natal atau Selamat Lebaran nggak ada yang larang. Zaman kecil itu masih lebih bebas soal toleransi," tegas Maia Estianty.
![Maia Estianty di Pestapora 2024 (Instagram/maiaestiantyreal)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/22/19040-maia-estianty-di-pestapora-2024.jpg)
Seperti diketahui, Maia Estianty mengaku pernah sekolah di di SD Katolik Yohanes Gabriel Surabaya.
Walau keluarganya dari kalangan Muslim, dia mengaku tidak masalah berada di sekolah Katolik.
Saat kecil Maia mengaku sikap toleransi dalam beragama dirasakan lebih luas.
Namun berbeda dengan zaman sekarang kehidupan beragama menjadi lebih sensitif dan tidak jarang membuat oknum-oknum menempuh jalur hukum.