Infografis
Suara.com - Sosok Raffi Ahmad seperti tidak bisa lepas dari sorotan. Terbaru, muncul dugaan Raffi menimbun gas LPG 3 kilogram di tengah kisruh kebijakan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang melarang warung pengecer menjual gas bertabung hijau itu.
Rumor yang dimaksud pertama beredar di media sosial. Saat itu, muncul hasil tangkapan layar salah satu konten vlog RANS Entertainment, yang menampilkan tumpukan gas LPG 3 kilogram di salah satu sudut kediaman Raffi.
Raffi Ahmad sendiri sudah buka suara menanggapi isu tersebut. Ia menyebut potongan gambar yang beredar adalah salah satu konten lama RANS Entertainment.
"Udah lama banget. Itu video dari 4 atau 5 tahun yang lalu," kata Raffi Ahmad dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Baca Juga: Ikuti Jejak Nisya Ahmad, Verrell Bramasta Lempar Pantun saat Rapat Anggota Dewan
Raffi Ahmad juga berdalih bahwa tumpukan gas LPG 3 kilogram itu bukan untuk pribadi, melainkan stok bagi ART yang bekerja di rumahnya.
"Itu buat orang belakang juga. Orang-orang belakang punya ART yang lain," jelas Raffi Ahmad.
Pernyataan Raffi Ahmad pun dibela sang adik, Nisya Ahmad. Ia ikut memastikan potongan gambar yang beredar bukan diambil dari konten baru RANS Entertainment.
"Bukan, itu udah lama," kata Nisya Ahmad di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Sabtu (8/2/2025).
Nisya Ahmad menduga, ada yang sengaja ingin menjatuhkan nama baik Raffi Ahmad karena mengaitkan konten lama RANS Entertainment dengan isu yang sempat ramai beredar. Mengingat saat ini, Raffi jadi bagian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai salah satu utusan khusus.
Baca Juga: Tak Senasib Raffi Ahmad, Komeng Kenakan Mobil Pribadi dengan Harga Segini usai Jadi Pejabat
"Itu udah lama. Itu udah dari beberapa tahun yang lalu, sekarang dibahas lagi," tutur Nisya Ahmad.
Setelahnya, Nisya Ahmad tidak berkomentar lagi soal polemik penyalahgunaan gas LPG 3 kilogram yang menyeret nama Raffi Ahmad. Ia langsung bergegas meninggalkan lokasi acara.
Saat ini, kisruh larangan menjual gas LPG 3 kilogram di warung pengecer pun sudah mulai mereda. Presiden Prabowo Subianto mencabut kebijakan yang sebelumnya ditetapkan Bahlil Lahadalia.
