Infografis
Suara.com - Nikita Mirzani akhirnya menanggapi komentar Maia Estianty soal huru-hara skincare antara Dokter Detektif alias Doktif dengan Shella Saukia.
Sebelumnya, Maia Estianty menyarankan para pengusaha skincare untuk tidak langsung memberikan review negatif terhadap produk kompetitor.
Jika terdapat kecurigaan akan kualitas atau keamanan suatu produk, Maia Estianty menyarankan untuk langsung melaporkan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Mendingan pengusaha skincare, kalau mau ngereview, enggak usah ngereview lah. Kalau curiga ada sesuatu, mending langsung laporin ke badan POM aja," ujar Maia Estianty.
Baca Juga: Aktivitas Tak Biasa Thariq Halilintar saat Aaliyah Massaid Hamil: Suami Tidak Bercerita...
Nikita Mirzani melalui live TikToknya baru-baru ini pun meminta netizen bertanya balik pada Maia Estianty soal kapan pengusaha skincare yang melakukan kecurangan ini mau mengakui sendiri kesalahannya.
![Maia Estianty. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/25/70851-maia-estianty.jpg)
"Tanyain bunda Maia, sampai kapan owner skincare yang membelot, yang melakukan kecurangan, yang menipu itu mau ngaku sendiri kapan?" ujar Nikita Mirzani dilansir dari Youtube Jejak Digital Viral, Senin (27/1/2025).
Janda 3 anak ini pun meminta netizen tak sok tahu soal huru-hara skincare, apalagi bukan pengusaha skincare.
Menurutnya, netizen tak perlu menjadi pihak yang seolah-olah merasa paling tersakiti bak korban akibat huru-hara skincare ini.
"Udah deh kalian itu bukan pengusaha skincare, gak tahu apa-apa soal skincare, gak usah merasa paling tersakiti seolah-olah korban gak usah," katanya.
Baca Juga: Pendapatan Nikita Mirzani dari YouTube Bikin Geleng Kepala, Dituding Cari Cuan dengan Huru-Hara
Sebelumnya, huru-hara skincare ini terjadi setelah Doktif mengulas skincare Shella Saukia dan hasil uji laboratorium membuktikan produknya overclaim serta ada pula produk yang oplosan.
Hal itu membuat Shella Saukia tak terima karena merasa difitnah. Terlebih, tak jelas dari mana Doktif mendapatkan produk yang diklaim oplosan tersebut.
