Suara.com - Miftaim An'am alias Gus Miftah kembali aktif berceramah pada Januari 2025 pasca tersandung kontroversi mengolok-olok penjual es teh. Kendati demikian, gaya ceramah sang dai usai hiatus tampaknya tidak berubah signifikan.
Pada Jumat (24/1/2025), Gus Miftah berdakwah di kawasan Yogyakarta. Dari unggahan yang beredar, sang dai tampak menegur jemaah yang memintanya untuk bercanda di sela-sela pengajian.
"Gak usah bercanda, nanti kalau ketawa viral. Kayak Kiai Usman, kasihan," ucap Gus Miftah.
Dalam video tersebut, Gus Miftah tampak tertawa-tawa menirukan gestur kerabatnya, KH Usman Ali, saat peristiwa mengolok-olok penjual es teh.
Baca Juga: Alasan Deddy Corbuzier Pilih Gus Miftah Buat Tuntun Jadi Mualaf: Ingin Pintu yang Ramah
Imbas tertawa terbahak-bahak, lanjut Gus Miftah, KH Usman Ali menelan pil pahit kehilangan pekerjaan 40 buah panggilan ceramah.
"Lah, iya. Gara-gara ketawa ngakak, jadwalnya hilang 40. Ketawa kayak (terbahak-bahak). Rupanya kayak siapa? Ini," sambung Gus Miftah.
Oleh karena itu, suami Ning Astuti itu menegaskan enggan bercanda dalam ceramahnya. Meski begitu, hal yang disampaikan sebelumnya merupakan bentuk dari meta komedi.
"Jadi ketawa membawa luka. Yah gak apa-apa, rezekinya masing-masing," ujar Gus Miftah.
Cuplikan unggahan video Gus Miftah mengungkap nasib KH Usman Ali pasca kontroversi menertawakan penjual es teh ini viral di media sosial Twitter dengan atensi sebanyak 490 ribu jumlah tayangan.
"Tak pikir bisa berubah dan sudah berubah, ternyata masih sama saja," tulis akun @neVerAl0nely, dikutip pada Senin (27/1/2025).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam. Sebagian netizen tampak menyayangkan Gus Miftah kembali berceramah kontroversial.
"Orang akan berubah ketika tahu dan sadar dia salah. Gue yakin mereka gak merasa ada yang salah sama sekali dengan apa yang mereka lakukan, mau jutaan mencekal, selama ada hamba yang siap nyebokin akan terus begitu," tulis seorang netizen.
"Default-nya memang udah begitu. Ternyata di Jawa, humor vulgar dan merendahkan kaum wanita memang lebih disukai ya apalagi diselipkan di pengajian," kata netizen lain.
"Gak bisa berharap seseorang tobat atau berubah kalau dia sendiri gak menganggap perbuatannya salah. Lha wong dianya nganggap peristiwa itu sebagai 'pintu rejeki' bagi bapak penjual teh," tutur netizen yang lainnya.