Infografis
Suara.com - Film "Emilia Perez" terus menunjukkan tajinya di musim penghargaan. Film musikal berbahasa Spanyol produksi Netflix ini berhasil meraih 13 nominasi Oscar.
Nominasi yang diraih untuk kategori film terbaik, film internasional terbaik, aktris utama terbaik (Karla Sofia Gascon), aktris pendukung terbaik (Zoe Saldana), dan sutradara terbaik (Jacques Audiard).
"Emilia Perez" menceritakan tentang seorang pengacara Meksiko yang ditawari pekerjaan tidak biasa untuk membantu seorang pensiunan bos kartel terkenal. Dia bertransisi menjadi seorang wanita, memenuhi keinginan yang telah lama dipendam.
Berikut 4 fakta menarik seputar film "Emilia Perez" yang mendominasi Oscar 2025!
1. Aktris Transgender Raih Nominasi Oscar
"Emilia Perez" tidak hanya memecahkan rekor sebagai film internasional dengan nominasi terbanyak dalam sejarah Oscar, tetapi juga mencatatkan sejarah baru bagi Karla Sofia Gascon.
Gascon menjadi aktris transgender pertama yang dinominasikan untuk kategori aktris terbaik. Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam representasi komunitas LGBTQ+ di industri perfilman dunia.
2. Kontroversi di Balik Pujian
Meskipun menuai banyak pujian dan penghargaan, "Emilia Perez" juga dibayangi kontroversi. Kritik utama ditujukan pada penggambaran Meksiko yang dianggap tidak autentik dan minimnya keterlibatan kru serta pemain asal Meksiko.
Sutradara Jacques Audiard menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa "Emilia Perez" adalah sebuah "opera" dan bukan film realistis. Selena Gomez yang berperan sebagai istri Emilia Perez, juga dikritik karena pengucapan bahasa Spanyol-nya yang kurang fasih.
3. Representasi Transgender yang Dipertanyakan
Meskipun diperankan oleh aktris transgender, representasi identitas transgender dalam "Emilia Perez" juga menuai perdebatan. GLAAD, sebuah organisasi advokasi media LGBTQ+, menyatakan bahwa film ini "bukan representasi transgender yang baik."
Baca Juga: Dukung Women from Rote Island di Piala Oscar, Presiden Prabowo Mau Nonton Awal Desember
Beberapa kritikus LGBTQ+ menilai film ini mengandung trope transfobik, alur cerita yang reduktif, dan perspektif cisgender tentang transgender. Di sisi lain, ada pula yang membela film ini dan mengapresiasi karya Gascon.
