Suara.com - Susilawati alias Bunda Dor Dor Dor yang viral beberapa waktu lalu, menangis saat menggelar konferensi pers. Ia mengaku tak mendapat haknya secara utuh usai dua hari manggung di Jakarta.
Susilawati mengatakan, kedatangan dirinya ke Jakarta atas ajakan TikToker Lampung, Bang Taun alias BT. Selama berada di Ibu Kota, pelantun "Waktuku Kecil" tersebut dibawa berkeliling acara televisi hingga masuk dapur rekaman.
"Pertama Bunda itu ke Pagi-Pagi Ambyar, kedua Brownis, sorenya ke Xpose, padahal Bunda pun capek," kata Susilawati di kanal YouTube Nit Not, Rabu (23/1/2025).
Bunda Dor Dor Dor memang beristirahat malam hari. Namun pagi-paginya, ia kembali diajak untuk mengisi acara.
Baca Juga: Lirik Lagu Tembak-Tembak Dor Dor Dor, Viral Usai Dinyayikan Emak-emak dari Lampung!
"Besok lagi (ada kegiatan). 'Nanti mak dapat uang Rp6 juta. Kita jam 7 langsung jalan'. Enggak seberapa tidur, dibilang 'mak itu harus kayak Raffi Ahmad. Tidur dua jam, makan di mobil'," ujar Bunda Dor Dor Dor.
Walaupun kakinya terasa sakit karena terus beraktivitas, Bunda Dor Dor Dor tetap memenuhi keinginan BT. "Saya ikutin, kaki saya sakit. Saya kuat-kuatin, karena di otak saya bisa pulang bawa uang," ucapnya.
Setidaknya, Bunda Dor Dor Dor mendatangi sembilan acara dalam waktu dua hari di Jakarta. Namun setelah kembali ke Lampung, ia merasa kecewa karena honor yang dianggap tidak sesuai dengan jerih payahnya.
Pertama, Susilawati mendapat transfer Rp10 juta. Kemudian, karena ia tampil di acara lain keesokan harinya, perempuan 43 tahun tersebut dijanjikan akan mendapat Rp6 juta.
Dari total Rp16 juta, Susilawati ternyata cuma ditransfer Rp15,5 juta. Ia lantas bertanya, kemana sisa uang tersebut.
Baca Juga: Siapa Pencipta Nyanyi Tembak-Tembak Dor Dor Dor? Viral Lewat Emak-emak hingga Disukai Jokowi!
"Saya kan tanya, duit saya mana (sisanya yang belum ditransfer)? (kata BT) 'Oh iya saya lupa. Tapi enggak segitu, Rp5,5 juta. Karena ongkos dari hotel dan makan'," imbuhnya.
Tangis Bunda Dor Dor Dor pun pecah. Ia yang menggandeng pengacara hendak meminta haknya selama bekerja di Jakarta dan dibawa oleh BT.