Hal yang tak kalah menarik dari ayah Menteri Satryo adalah latar pendidikan. Sejak kecil, Soemantri sudah bersekolah di Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang.
Kemudian Soemantri melanjutkan pendidikan tingkat SMA di Yogyakarta. Dilanjutkan dengan perkuliahan di Technische Hoogeschool (THS) Bandung, sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia atau kini disebut ITB (Institut Teknologi Bandung).
Usai perang kemerdekaan, Soemantri berkuliah di Technische Hoogeschool Delft (Universitas Teknik Delft) di Belanda. Ia memperoleh dua gelar dari sana, yaitu gelar Insinyur dan Doktor Ilmu Teknik.
3. Karier
Berbicara soal perjalanan karier dari ayah Menteri Satryo ini mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Pencapaian-pencapaiannya tidak kalah mentereng dan menarik dari putra tercinta.
Saat masih kuliah di Indonesia, Soemantri adalah Ajudan Kolonel A.H. Nasution. Kemudian selepas lulus dari universitas di Belanda, Soemantri bekerja sebagai dosen Departemen Kimia dan Departemen Teknik Kimia.
Perannya dalam mendirikan 'Institus Teknologi Bandung' membuatnya memperoleh posisi sebagai Presidium ITB. ITB sendiri resmi didirikan pada tahun 1959.
Pada tahun 1958, Soemantri menempati posisi sebagai Pembantu Rektor di ITB. Hingga pada tahun 1964, ayah Menteri Satryo ini adalah rektor termuda Universitas Indonesia.
Pengabdiannya pada Tanah Air ditorehkan dengan beberapa posisi. Sebut saja, Menteri Pertambangan (1967), Menteri Pertambangan (1967-1973), dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973).
Baca Juga: Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro