Suara.com - Demo mewarnai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Demo dilakukan oleh para ASN kepada sang menteri, Satryo Brodjonegoro.
Bermula dari pemecetan yang dinilai semena-mena, latar belakang keluarga Menteri Satryo turut diperbincangkan. Julukan 'sendok emas' bahkan disematkan untuk pria lulusan ITB ini.
Menteri Satryo adalah putra dari pasangan Soemantri Brodjonegoro dan Nani Soeminarsari. Ayahnya, Soemantri bukan sosok baru dalam kehidupan politik di Tanah Air.
Siapa sebenarnya sosok Soemantri Brodjonegoro ini? Secara spesial untuk Anda, Suara.com merangkum fakta menarik ayah Menteri Satryo, Soemantri Brodjonegoro berikut ini.
Baca Juga: Dari Drama Air hingga WiFi, Menteri Rasa Raja Satryo Brodjonegoro
1. Latar Belakang Keluarga
Seperti putranya, Soemantri Brodjonegoro bisa dibilang memiliki keistimewaan dari segi nama. Soemantri adalah putra dari Prof. Drs. R. Soetedjo Brodjonegoro. Atau dikenal pula dengan nam Soetedjo.
Soetedjo dikenal sebagai tokoh pendidikan pada masanya. Kakek Menteri Satryo ini adalah seorang guru HIS (Hollandsch-Inlandsche School) di Semarang.
Kemudian Soetedjo diangkat sebagai Kepala Sekolah HIS di Solo. HIS sendiri merupakan sekolah pada masa Belanda yang biasanya menerima keturunan bangsawan, para cendekiawan, hingga tokoh-tokoh terkenal dari pribumi.
Selain karier di HIS, ayah dari Soemantri merupakan guru besar Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Privilese jabatan Soetedjo ini kemudian merambah ke keturunannya, termasuk Soemantri dan putranya, Menteri Satryo.
2. Pendidikan
Hal yang tak kalah menarik dari ayah Menteri Satryo adalah latar pendidikan. Sejak kecil, Soemantri sudah bersekolah di Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang.
Kemudian Soemantri melanjutkan pendidikan tingkat SMA di Yogyakarta. Dilanjutkan dengan perkuliahan di Technische Hoogeschool (THS) Bandung, sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia atau kini disebut ITB (Institut Teknologi Bandung).
Usai perang kemerdekaan, Soemantri berkuliah di Technische Hoogeschool Delft (Universitas Teknik Delft) di Belanda. Ia memperoleh dua gelar dari sana, yaitu gelar Insinyur dan Doktor Ilmu Teknik.
3. Karier
Berbicara soal perjalanan karier dari ayah Menteri Satryo ini mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Pencapaian-pencapaiannya tidak kalah mentereng dan menarik dari putra tercinta.
Saat masih kuliah di Indonesia, Soemantri adalah Ajudan Kolonel A.H. Nasution. Kemudian selepas lulus dari universitas di Belanda, Soemantri bekerja sebagai dosen Departemen Kimia dan Departemen Teknik Kimia.
Perannya dalam mendirikan 'Institus Teknologi Bandung' membuatnya memperoleh posisi sebagai Presidium ITB. ITB sendiri resmi didirikan pada tahun 1959.
Pada tahun 1958, Soemantri menempati posisi sebagai Pembantu Rektor di ITB. Hingga pada tahun 1964, ayah Menteri Satryo ini adalah rektor termuda Universitas Indonesia.
Pengabdiannya pada Tanah Air ditorehkan dengan beberapa posisi. Sebut saja, Menteri Pertambangan (1967), Menteri Pertambangan (1967-1973), dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973).