Suara.com - Dokter Richard Lee mengambil keputusan besar di awal 2025 ini. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi kegiatan review skincare berbahaya.
"Saya memutuskan berhenti mereview skincare abal-abal atau skincare berbahaya," ujar Richard Lee di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Salemba, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Richard Lee awalnya merasa kegiatan review skincare berbahaya bakal membawa manfaat ke masyarakat. Ia pun sempat melihat sendiri bagaimana masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam memilih skincare yang aman digunakan.
"Saya hanya ingin memberikan edukasi ke masyarakat, dan itu cukup berhasil. Masyarakat jadi tahu mana skincare abal-abal," terang Richard Lee.
Baca Juga: Kulit Lagi Breakout? Coba 4 Essence Ini yang Bisa Tenangkan Kulitmu
Namun belakangan, Richard Lee sadar perbuatannya keliru. Banyak yang malah meniru konten review skincare untuk menjatuhkan pesaing bisnis mereka.
"Cara saya dicontoh, tapi untuk hal yang tidak baik. Misal ada pesaing kita yang gede banget, itu bisa kita hancurkan dengan kita review, dengan kita cari-cari kesalahannya. Dan itu benar terjadi," beber Richard Lee.
"Ada yang namanya titipan, ada yang namanya temen. Saya tidak menjurus ke satu orang ya, karena banyak yang mereview seperti ini," lanjut sang dokter kecantikan.
Richard Lee pun jadi resah dan merasa bersalah. Sebagai salah satu kreator yang memulai ide review skincare, ia meyakini kegiatan seperti itu harus dihentikan.
"Ini sudah tidak pantas, sudah tidak jelas lagi. Siapa yang review siapa," kata Richard Lee.
Baca Juga: Ampuh Atasi Jerawat! 3 Serum Mengandung Succinic Acid untuk Kulit Sensitif
Richard Lee mengembalikan lagi tugas review skincare berbahaya ke BPOM. Ia berharap mereka-mereka yang kini masih melakukan kegiatan tersebut untuk mengambil langkah yang sama.
"Satu-satunya yang berhak me-review, ya BPOM. Yang berhak nangkep maling, ya polisi. Nggak ada ceritanya influencer nangkep maling," ucap Richard Lee.
Harapan besar turut Richard Lee sematkan ke BPOM. Ia ingin BPOM benar-benar serius menangkal peredaran skincare berbahaya.
"Semoga BPOM bisa mengemban tanggung jawab ini penuh," pungkas Richard Lee.