Suara.com - Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengangkat pegiat media sosial Rudi Sutanto sebagai Staf Khusus Menteri Bidang Strategi Komunikasi mendapat respons negatif.
Tidak sedikit pihak yang mempertanyakan kapasitas Rudi Sutanto. Terlebih, pria dengan akun X @kurawa itu selama ini dikenal sebagai buzzer mantan Presiden Joko Widodo.
Bahkan, pria yang juga dikenal sebagai Rudi Valinka itu diduga 'orang titipan' yang tidak bisa ditolak oleh Meutya Hafid. Tudingan itu dilontarkan oleh King Purwa dalam cuitannya pada Selasa (14/1/2025).
"Clear ya, titipan yang nggak bisa ditolak oleh level menteri sekalipun," kicau @BosPurwa itu, dikutip pada Rabu (15/1/2025).
Baca Juga: Liburan ke Los Angeles saat Terjadi Kebakaran, Luna Maya sampai Dapat Pesan Peringatan
Tuduhan itu didasarkan pada pernyataan Meutya Hafid ketika menjelaskan sosok Rudi Sutanto di hadapan media beberapa waktu lalu.
"Saya nggak tahu ya, Rudi Sutanto ya yang saya kenal Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai, apa, siapa Rudi Sutanto," kata Meutya Hafid, dikutip dari video yang diunggah King Purwa.
"CV yang kami terima, beliau memang juga adalah strategi komunikasi dan jadi juga mewarnai di kementerian ini karena secara kementerian ini bukan cuma digital, tapi juga bidang komunikasi," sambung sang menteri.
Pemilik akun juga mengunggah sebuah cuitan lampau milik @Partai Socmed yang menyebut Rudi Sutanto adalah buzzer yang membela koruptor besar.
"Oya, @kurawa itu dedengkotnya buzzeRp. Tapi yang dua bela itu koruptor-koruptor besar, bukan kasus ecek-ecek. Bayarannya pun besar," bunyi cuitan @PartaiSocmed pada 2022 lalu.
Baca Juga: Kenalkan Bayi Perempuan, Zaskia Sungkar Diduga Adopsi Anak Ikuti Jejak Raffi Ahmad
"Coba suruh dia buka blokirnya lalu bantah info kami. Nanti kami kuliti dia dengan bukti," tantang akun kritikus pemerintah tersebut.
Di kolom komentar, warganet beramai-ramai mengkirtik Meutya Hafid karena dari dinilai tidak mengenali bawahannya sendiri.
"Kacau juga ada menteri nggak tahu latar belakang stafsus yang dia angkat," ujar seorang warganet.
"Kalau gak kenal siapa dia, gak tau track record sama experience-nya, kok bisa jadi stafsus," imbuh warganet lain.
"Naluri jurnalis yang memudar. 'Saya ndak tau, saya baca CV, saya taunya...'," sindir warganet lainnya.