Suara.com - Eks pemain sinetron Misteri Gunung Merapi, Sandy Permana yang tewas karena ditusuk tetangga sendiri ternyata pernah bermasalah dengan terduga pelaku jelang akhir tahun 2024. Awalnya, Sandy dan beberapa warga menyampaikan keluhan di rapat RT tentang kebiasaan terduga pelaku mengonsumsi minuman keras (miras) saat itu.
"Memang ada keberatan dari warga tentang penertiban adanya kegiatan mengonsumsi miras di lingkungan ini," ungkap Sudarmaji selaku Ketua RT yang menaungi lingkungan tinggal Sandy Permana di Desa Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (14/1/2025).
Terduga pelaku keberatan dengan cara Sandy Permana menyampaikan keluhan karena dianggap terlalu arogan.
"Cara korban menyampaikan aspirasi ini memang dengan nada yang cukup tinggi dan juga dengan cara berdiri. Sedangkan kami semua duduk," jelas Sudarmaji.
"Spontan, si terduga ini nyeletuk, 'Biasa aja dong!'. Nah, korban yang saat itu berdiri, menghampiri korban sambil bilang, 'Lo yang biasa aja. Lo siapa? Lo bukan warga sini'," imbuhnya.
Warga kemudian menengahi Sandy Permana dan terduga pelaku agar forum tetap kondusif. Saat itu, keduanya memang sudah bisa menurunkan emosi dan rapat RT pun berjalan lancar sampai selesai.
"Kami kan tidak mau itu berlanjut, jadi kami selesaikan. Akhirnya sudah, debat itu selesai, sampai selesai acara tidak ada masalah apa-apa," kisah Sudarmaji.
Namun setelah hari berganti, Sandy Permana melapor ke Ketua RT bahwa ia ingin mengirim somasi ke terduga pelaku atas dugaan pengancaman. Sayang, Sandy tidak menceritakan rincian dugaan pengancaman yang ia alami dari terduga pelaku.
"Sekitar satu atau dua hari setelah pertemuan, korban berencana memberikan somasi ke terduga pelaku. Dia merasa terancam dengan pelaku, tapi spesifikasinya apa saya juga tidak tahu," jelas Sudarmaji.
Baca Juga: Terungkap, Aktor Sandy Permana Bertemu Seseorang di Danau Sebelum Ditemukan Berlumuran Darah
Sudarmaji sendiri kaget saat mendapat pemberitahuan dari Sandy Permana soal rencana somasi ke terduga pelaku. Sebab di hari terakhir kali mereka cekcok, Sudarmaji mengira masalah sudah selesai.