Suara.com - Dokter spesialis operasi plastik Teuku Adifitrian, atau yang akrab disapa Tompi, turut menanggapi kasus mobil dinas menteri berpelat RI 36 yang menerobos kemacetan dengan pengawal arogan.
Ketika banyak pihak yang kontra, dokter Tompi justru membela pejabat tersebut. Menurutnya, pengawalan terhadap menteri yang sedang dalam perjalanan dinas merupakan hal penting.
"Gue kurang paham ama orang-orang yang komplain dengan pejabat (menteri, presiden, wapres, atau gub dll) yang kalo di jalan pake pengawal yang ngebuka jalan," tuturnya dalam cuitan, Kamis (9/1/2025).
Laki-laki yang juga berprofesi sebagai penyanyi itu ingin publik melihatnya dari dua sisi supaya berimbang.
Baca Juga: Sentuh 3 Digit, Intip Beda Biaya Transplantasi Rambut Kevin Aprilio dan Desta
"Menurut gue, kalo itu dilakukan dalam melaksanakan tugas rasanya pantas lah. Agenda sebegitu banyak, tanpa pengawalan begitu waktu habis di jalan," sambungnya.
Pelantun lagu Sedari Dulu itu menambahkan, "Kecuali agenda pribadi mau leyeh-leyeh karaokean."
Tompi menegaskan bahwa pengawalan terhadap pejabat bertujuan supaya pejabat tidak telat. Pasalnya, mereka memiliki agenda yang sangat padat setiap hari,
"Terus kalo mereka telat sampe lokasi, naik lagi tweet 'kalo pejabat suka telat!" sindirnya kepada warganet.
"Saya beberapa kali meeting ada acara yang berhubungan sama beliau-beliau itu, gila sih agendanya. Badan rontok. Terlepas dari berhasil enggaknya yang dikerjain, mereka beneran berusaha kerja," tegas Tompi.
Baca Juga: Senasib dengan Kevin Aprilio, Desta Tuai Sindiran Pedas Usai Transplantasi Rambut
Laki-laki 46 tahun itu mengakui bahwa dulunya ia juga kesal jika diminta untuk minggir oleh pengawal pejabat, tetapi kini ia memahami alasannya.
"Dulu gue juga kalo di jalan, mereka lewat. Setelah dipikir-pikir, harusnya malah gue melipir kasih jalan biar mereka lekas nyampe kerja bener. Kalo uda begitu nggak bener, baru kita serang wkwkwk," tandasnya.
Rupanya, kolom komentar cuitan Tompi banyak yang tetap tidka setuju dengan cara pengawalan tersebut.
"Gue termasuk yang nggak setuju pejabat buka jalan saat macet. Argumennya sederhana dok, kalau managemen waktunya bagus, mestinya mereka bisa tertib tepat waktu," kata seorang warganet.
"Sebetulnya kalo nggak mau kena macet bisa pake ojol atau naik LRT, MRT atau Transjakarta. Banyak pilihan sih asal gengsi mau diturunin," saran warganet lain.
"Kalo pas jam sibuk ok lah, bisa dimengerti. Tapi kalo sore ke malam dan kelihatan arah pulang, itu gw gak bisa terima sih mereka minta didahulukan," kata warganet lainnya.