Untuk mewujudkan angan ayah mereka dari jalan hidup masing-masing, anak-anak Nurul Qomar masih bisa menyatakan kesanggupan. Namun untuk sekolah berbasis budaya Sunda, mereka belum tentu bisa melaksanakannya.
![Tangis Eko Patrio dan Eman 4 Sekawan di pemakaman Nurul Qomar di TPU Carang Pulang, Kabupaten Tangerang, Kamis (9/1/2025). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/09/50036-tangis-eko-patrio-dan-eman-4-sekawan-di-pemakaman-nurul-qomar.jpg)
“Itu mungkin memang perlu kami pelajari lagi untuk anak-anaknya. Seni, ya kami tahu. Tapi nilai-nilai Sunda itu masih perlu kami perdalam,” papar Soebagdja Salim.
Kalaupun memang nantinya terwujud, mungkin anak-anak Nurul Qomar hanya akan mendirikan sekolah formal.
“Yang pasti, banyak cara untuk membangun sekolah, walaupun bukan Sunda atau apa. Intinya, kami berusaha agar nilai-nilai Abah dan prinsip-prinsip Abah harus terealisasi,” ucap Soebagdja Salim.
Nurul Qomar meninggal dunia karena kanker usus yang mulai menyerang hati pada Rabu (8/1/2025) pukul 17.21 di RSUD Kabupaten Tangerang. Sudah sejak 2021, Qomar berjuang pulih dari sakitnya.
Selain kanker, Nurul Qomar juga terkena asam lambung. Kondisi itu membuat Qomar kesulitan mengonsumsi obat serta makanan sebelum akhirnya tutup usia.