Infografis
Suara.com - Gelandang Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Marselino Ferdinan, menuliskan pesan perpisahan yang sangat mendalam untuk pelatihnya, Shin Tae-yong, yang baru dipecat oleh PSSI.
Melalui sebuah unggahan Instagram Story, Marselino berterima kasih pada STY, sapaan akrab Shin Tae-yong.
"Bos, aku cuma ingin mengucapkan terima kasih untuk semua hal yang sudah kamu lakukan dan sampai bertemu kembali kelak di masa depan," tulis pria yang akrab disapa Marceng itu.
Marselino juga menantikan pertemuannya dengan Shin Tae-yong pada Maret mendatang. Kurang dari tiga bulan, Timnas memang akan bertanding untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Australia.
Baca Juga: Viral Komentar Anak Shin Tae-yong Tak Terima Sang Ayah Dipecat PSSI
"Sampai bertemu di bulan Maret dan kami akan tetap bersatu dalam tugas selanjutnya," janjinya, dengan menambahkan emoji tangan bersalaman, dikutip pada Senin (6/1/2025).
Marselino juga merasa bangga karena bisa menjadi 'anak' mantan pemain bola asal Korea Selatan itu.
Merasa kebersamaan selama 4 tahun lebih bersama Shin Tae-yong, pemain berusia 20 tahun itu merasa kehilangan dunianya.
"Aku sangat bangga dapat berbagi meja selama 4 tahun dengan dirimu. Aku merasa seperti kehilangan duniaku," pungkasnya.
Dalam unggahannya, Ferdinan membagikan video kenangannya bersama Shin Tae-yong di lapangan.
Baca Juga: Tantri Kotak Kenang Kebaikan Shin Tae-yong Untuknya: Suasana Hati Langsung Mendung
Tampak keduanya tengah meninggalkan lapangan usai pertandingan. Melihat Marselino Ferdinan tertawa sambil menyapa penonton di tribun, Shin Tae-yong bercanda dengan menjewer telinganya.
Tidak hanya unggahan tersebut, Marselino juga sempat memposting ulang sebuah konten TikTok yang memperlihatkan momen manis Shin Tae-yong dengan Skuad Garuda.
Diketahui, pemecatan Shin Tae-yong diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, saat konferensi pers. Banyak spekulasi berembus mengenai pemecatan ini, salah satunya berkaitan dengan mafia sepakbola.
Namun, Erick Thohir meyakinkan bahwa penyebab pemecatan ini karena dinamika internal yang cukup kompleks.
“Kalau saya lihat, memang dinamika ini cukup kompleks. Kalau waktu itu kami mengambil keputusan yang tergesa-gesa, mungkin dampaknya kurang baik. Namun, ini sudah dirasakan sejak pertandingan melawan Cina, bahkan sebelumnya,” jelasnya.
Erick Thohir pun berharap pelatih timnas selanjutnya akan memberikan strategi yang lebih baik.
“Kami ingin memastikan ada pimpinan baru yang mampu menerapkan strategi lebih baik, komunikasi lebih efektif, dan implementasi program yang terarah,” pungkas Erick.
