Suara.com - Pertemanan Nikita Mirzani dan Fitri Salhuteru kini menjadi lembaran yang usang. Dukungan yang sebelumnya diberikan satu sama lain berakhir dalam perseteruan.
Keluarga, koneksi, hingga kekayaan memenuhi perseteruan tersebut. Masing-masing dari mereka menolak mengalah dan membanggakan apa yang mereka miliki.
Soal keluarga, baik Nikita maupun Fitri Salhuteru sebenarnya didukung dengan latar belakang yang tidak sembarangan. Meski begitu, silsilah kedua mantan sahabat ini dibangun dalam 'tanah' yang berbeda.
Penasaran seperti apa perbedaan silsilah dari seorang artis bernama Nikita Mirzani, dan mantan sahabatnya yang dikenal sebagai pengusaha bernama Fitri Salhuteru? Suara.com hadir dalam rangkuman berikut untuk Anda.
Baca Juga: Bagikan Video Nikita Mirzani Ngaku Pernah Pinjam Tasnya, Fitri Salhuteru: Saya Gembel Loh
Nikita Mirzani
Mari memulai dari Nikita Mirzani. Ibunda dari Laura Meizani lahir dengan nama lengkap Nikita Mirzani Mawardi di Jakarta 38 tahun yang lalu.
Diklaim langsung olehnya, Nikita mengungkapkan bahwa keluarganya tidak pernah terjerat dalam kemiskinan. Alasannya tak lain ada pada profesi mentereng yang diemban oleh sang Ayah.
"Aku belum pernah miskin sih. Soalnya dari dulu Alhamdulillah papa kerjaannya udah bagus," umbar Nikita Mirzani dalam acara Obrolan Tiap Waktu, dikutip pada Jumat (3/1/2025).
Ditelusuri lebih lanjut, nama Ayah dari Nikita Mirzani adalah Mawardi bin Rasyidin. Semasa hidupnya, Mawardi pernah menduduki jabatan sebagai seorang direktur.
Baca Juga: Silsilah Keluarga Fitri Salhuteru, Cucu Tokoh yang Merebut Perkebunan dari Tangan Belanda
Mawardi bin Rasyidin adalah direktur dari PT. Krakatau Steel, sebuah BUMN di bidang produksi baja yang sudah ada sejak tahun 1970. Sementara ibu dari Nikita, Julaelah diketahui adalah seorang ibu rumah tangga.
Fitri Salhuteru
Menterengnya silsilah Nikita Mirzani tersebut tidak kemudian meredupkan latar belakang keluarga Fitri Salhuteru. Perempuan yang pernah sedekat nadi dengan Nikita Mirzani ini ternyata adalah cucu seorang pejuang pada masanya.
Secara singkat, kakeknya yang bernama Max Izaak Salhuteru adalah salah satu pahlawan Indonesia yang namanya kurang dikenal. Namanya pun belum diakui sebagai pahlawan secara resmi.
Meski begitu, aksi nyatanya dalam merenggut sektor perkebunan Nusantara dari tangan Hindia Belanda tidak bisa diabaikan. Sejak awal, Maz Izaak memang menaruh perhatian pada perkebunan di Tanah Air.
Max Izaak pernah menjadi karyawan di Perkebunan Sinumbra, Ciwidey, pada tahun 1938. Sebelum dikenal berkat keberaniannya mengambil alih perkebunan dari tangan Belanda, kakek Fitri Salhuteru ini pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Perkebunan Jawa dan Sumatera.
Tidak berhenti di sana, karier menterengnya semakin terbukti dengan jabatan Pengawas Penanaman dan Administrasi di Perkebunan Sinumbra. Jabatan tersebut yang kemudian menjadi titik awal tugasnya untuk mengambil sektor perkebunan dari jeratan penjajah Belanda.