PPN 12 Persen Disebut Cuma Buat Barang Mewah, Soleh Solihun Mengeluh Harga Galon Tetap Naik

Kamis, 02 Januari 2025 | 14:16 WIB
PPN 12 Persen Disebut Cuma Buat Barang Mewah, Soleh Solihun Mengeluh Harga Galon Tetap Naik
Soleh Solihun berkunjung ke kantor Suara.com, Jumat (13/4/2018) [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang penutupan tahun 2024, pemerintah mengumumkan langkah final terkait penetapan PPN 12 persen yang jadi polemik di masyarakat. Disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto usai menggelar rapat dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, kenaikan PPN hanya diberlakukan untuk barang-barang mewah.

Kategori barang mewah yang dikenakan PPN 12 persen pun ikut diumumkan. Di antaranya seperti jet pribadi, kapal pesiar, yacht, hunian dengan nilai di atas Rp30 miliar, mobil dengan harga jual di atas Rp2 miliar, serta motor dengan kapasitas mesin di atas 500 cc.

Namun, praktek di lapangan ternyata tetap berbeda dengan kebijakan yang baru disahkan pemerintah. Agen-agen pemasok produk kebutuhan harian sudah menaikkan harga sejak sebelum PPN 12 persen diterapkan.

Cerita terbaru bahkan datang dari seorang publik figur. Soleh Solihun menyebut pengenaan PPN 12 persen khusus untuk barang mewah nyatanya tetap berpengaruh ke perekonomian masyarakat kelas pekerja hingga menengah ke bawah.

Baca Juga: PPN Tak Jadi Naik, Warganet Unggah Bukti Sebaliknya: Pembohong

"PPN batal naik, tapi kayaknya harga tetep naik ya," tulis Soleh Solihun di akun X pribadinya, Kamis (2/1/2025).

Soleh Solihun baru membeli galon isi ulang di agen langganannya pagi tadi. Saat akan melakukan pembayaran, Soleh tetap harus membayar lebih dari harga biasanya.

"Sekarang harganya naik, pak," kata Soleh Solihun, menirukan ucapan sang pedagang.

Membingungkan? Tentu saja. Soleh Solihun jadi salah satu masyarakat yang ikut menyaksikan sendiri bagaimana pengumuman pemerintah soal penerapan PPN 12 persen khusus untuk barang mewah.

Ternyata, para pedagang tetap harus menaikkan harga jual karena kebijakan dari produsennya langsung.

Baca Juga: Resolusi Keuangan 2025: Hadapi PPN 12% Tanpa Kehilangan Gaya Hidup!

Soleh Solihun selaku sutradara film dokumenter Harta Tahta Raisa dalam sesi jumpa pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Kamis (30/5/2024) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]
Soleh Solihun selaku sutradara film dokumenter Harta Tahta Raisa dalam sesi jumpa pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Kamis (30/5/2024) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

"Dari sananya juga dinaikin," ucap Soleh Solihun, lagi-lagi mengikuti kata-kata pedagang tempatnya membeli galon isi ulang.

Cerita Soleh Solihun ternyata dialami juga oleh orang lain. Ada yang berbagi informasi soal kenaikan harga kebutuhan dapur di pasar.

"Santan, telur, bamer (bawang merah), pala, semua naik. Kata penjual di pasar," beber akun @evy_wahudy.

"Barusan ngobrol sama penjual pecel langganan. Katanya hampir semua harga barang pokok, naik. Seikat daun bawang yang biasa dijual Rp10 ribu, sekarang naik jadi Rp20 ribu," kisah akun @adipati_karno.

Bahkan, sudah ada yang merasakan kenaikan tarif layanan seperti paket internet dan langganan streaming.

"Langganan YouTube sama paket internet naik juga. Padahal yang ratusan ribu nggak masuk barang mewah," keluh akun @pegisur.

Jadi, bagaimana? PPN 12 persen cuma untuk barang mewah jadi kabar baik, atau tidak ada pengaruhnya sama sekali?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI