Suara.com - Musisi Kojek Rap Betawi yang kini tinggal di Prancis, tetap menyoroti kasus dugaan korupsi Rp 150 miliar di Dinas Kebudayaan Jakarta.
Sebab masalah ini bersinggungan dengan apa yang diperjuangkan Kojek Rap Betawi selama ini, budaya Betawi.
Maka saat muncul kasus ini, Kojek Rap Betawi pun ikut merasa geram. Dari informasi yang dihimpun, stempel fiktif digunakan untuk melancarkan aksi tak terpuji para oknum.
"Selain stempel fiktif, ditemukan uang tunai Rp 1 miliar. Gila kan itu," kata Kojek Rap Betawi saat dihubungi tim Suara.com belum lama ini.
Padahal dengan uang tersebut, seniman Betawi bisa hidup dan melestarikan budaya asli Jakarta ini.
Kojek Rap Betawi memberikan contoh bagaimana grup Gambang Kromong yang mau promosi di media sosial saja belum mumpuni secara kualitas video.
"Seniman tradisi ini kalau kita lihat di media sosial, mereka aja kayak belum mumpuni. Nggak ada tuh, cari di YouTube Gambang Kromong, ada nggak video yang kualitasnya bagus?" kata Kojek Rap Betawi.
"Nah, mereka aja dari hal itu belum mumpuni. Terus elu mau bohongin, lu timpa lagi duitnya. Gila kan," imbuhnya menahan emosi.
Kojek Rap Betawi pun berpikir, bagaimana para seniman mau berkreasi kalau uang yang seharusnya menjadi hak mereka dikorupsi.
"Gimana mau inovasi kalau duitnya dikorupsi," kata musisi 38 tahun ini.