Suara.com - Nasib prihatin menimpa pesulap jenaka Pak Tarno. Pesulap yang terkenal dengan jargon "Prok Prok Prok Jadi Apa" itu kini harus berjualan mainan dan ikan di depan SD dengan kondisinya yang sedang sakit stroke.
Pak Tarno tetap harus berjualan demi menyambung hidup. Lantas bagaimana awal mula Pak Tarno terserang stroke?
Usut punya usut, ternyata hal tersebut berawal saat Pak Tarno mengambil pekerjaan di Cirebon.
Baca Juga: Teka-teki 10 Istri Pak Tarno, Kini Sang Pesulap Menyambung Hidup dengan Jualan Ikan Cupang
Pak Tarno saat itu minta ditemani oleh teman sekaligus manajernya, Slamet. Padahal pada saat itu kondisinya sedang tidak fit.
“Akhirnya memberanikan diri menggunakan mobil Pak Tarno dengan adanya share loc yang sudah dikasih dengan Mas Once di Cirebon itu,” kata Slamet dikutip dari kanal YouTube Samuel Christ yang diunggah pada 7 November lalu.
Saat di tol, kartu untuk membayar tol milik Pak Tarno tidak cukup sehingga manajernya memutuskan untuk keluar tol yang lebih dekat.
“Setelah sampai tol, dananya kan kurang e-toll. Mau keluar Cikampek penuh, akhirnya keluar lah Subang,” kata Slamet.
Pak Tarno yang ketiduran tidak tahu jika dia dibawa masuk hutan. Setelah bangun dia kaget dan ketakutan lalu bertanya mereka di mana.
Baca Juga: Kini Hidup Memprihatinkan Berjualan Ikan, Pak Tarno Pernah Diancam Istri ke-10 Kalau Nikah Lagi
“Ini di hutan master, di gunung lewat hutan, ketakutan (Pak Tarno),” ujar Slamet.
Pak Tarno yang takut ada begal lalu meminta manajernya kembali ke jalan utama. Sepanjang perjalanan di hutan itu, Pak Tarno ternyata terus gemetaran.
“Master Tarno gemetaran terus di situ,” katanya.
Pak Tarno yang masih sulit berbicara itu mengenang kembali kejadian yang membuatnya trauma saat di hutan itu.
“Awalnya takut gemetaran, langsung drop,” ujar Pak Tarno terbata-bata.
Keesokan harinya, Pak Tarno yang sudah merasa drop itu tidak langsung memeriksakan kondisi kesehatannya. Dia hanya mengambil obat dari resep yang sudah diberikan sebelumnya.
“Nggak tahunya Master Tarno cuma ambil resep obatnya yang berkali-kali tanpa dicek kondisi, tensinya,” kata Slamet.
Usai mendapatkan obat, Pak Tarno tidak buru-buru minum dan malah tertidur. Saat bangun, kondisinya sudah lemas dan tangan kirinya tak bisa digerakkan.
“Setelah diambil obat tersebut sama Master Tarno nggak diminum, tidur. Begitu bangun pagi lemas tangannya yang kiri nggak ada gerakan,” ujar Slamet.
Kontributor : Rizka Utami