Siapa Gus Miek? Kiai Karismatik Sekaligus Kakek Gus Thuba yang Dipercaya Punya Karomah Wali

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 22 Desember 2024 | 13:59 WIB
Siapa Gus Miek? Kiai Karismatik Sekaligus Kakek Gus Thuba yang Dipercaya Punya Karomah Wali
Gus Thuba dan Gus Miek.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para santri yang panik segera mencari bantuan, dan ketika mereka menemukan Gus Miek, ia justru ditemukan duduk tenang di bibir sungai. Saat ditanya, Gus Miek mengaku bahwa ia dibawa oleh Nabi Khidir. Sejak kejadian tersebut, banyak orang yang percaya bahwa Gus Miek memang memiliki karomah kewalian.

Gus Miek dikenal dengan gaya dakwah yang sangat berbeda dibandingkan dengan ulama pada umumnya. Ia lebih memilih mengenakan pakaian sederhana yang sering dikenakan oleh pemuda-pemudi pada umumnya, seperti celana jeans, kaos oblong, dan kacamata hitam, daripada pakaian tradisional kiai.

Banyak orang yang meyakini bahwa kacamata hitam yang ia kenakan digunakan untuk menutupi air matanya yang selalu berlinang setiap melihat kondisi umat yang jauh dari ajaran agama.

Selain itu, Gus Miek mendirikan sebuah majelis dzikir bernama Jam'iyah Dzikrul Ghofilin, yang juga dikenal dengan nama Jantiko Mantab. Majelis ini memiliki tujuan untuk mengajak umat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui dzikir.

Jantiko Mantab berarti "jamaah anti putus asa", mengingatkan umat bahwa meskipun dalam keadaan lemah, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan, mereka tetap dapat beribadah dan meraih kebahagiaan akhirat.

Namun, majelis dzikir yang didirikan Gus Miek sering mendapat kritik, terutama dari kalangan kiai besar di Jawa, khususnya di kalangan NU. Mereka menganggap bahwa majelis ini bertentangan dengan ajaran Islam yang berlaku.

Meskipun demikian, Gus Miek tetap teguh pada keyakinannya dan melanjutkan dakwahnya, walaupun sering kali harus menghadapi tantangan dan perbedaan pendapat.

Gus Miek tidak tertarik pada pendidikan formal, dan lebih memilih untuk mendalami ilmu agama sejak kecil. Ia sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR), namun tidak lulus. Sejak awal, ia sudah menunjukkan ketertarikannya pada agama Islam dan fokus untuk memperdalam ilmu Al-Qur'an. Bimbingan langsung dari ibunya menjadi fondasi awal pemahaman agamanya.

Pada usia 13 tahun, Gus Miek melanjutkan pendalaman agama dengan bergabung di Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri. Namun, ia hanya bertahan selama 16 hari di sana karena merasa tidak cocok dengan sistem pendidikan formal pesantren tersebut.

Baca Juga: Berhenti Ceramah Karena Diduga Keracunan, Gus Miftah Dikritik Tak Profesional

Gus Miek kemudian melanjutkan perjalanannya ke Pondok Pesantren Watucongol di Magelang, Jawa Tengah, di mana ia belajar dari guru-guru yang ia percayai dan yang membantunya untuk lebih memahami agama dan mendirikan Majelis Dzikir yang terkenal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI