Suara.com - Usai viral video Gus Miftah hina penjual es teh goblok, giliran video Gus Iqdam bela pemilik pondok pesantren Ora Aji Yogyakarta sampai katain netizen tolol jadi perbincangan publik.
Sikap keduanya yang menggunakan kata-kata kotor ketika berdakwah ini lantas menjadi perhatian Gus Thuba, anak ketiga dari ulama besar KH Hamim Thohari Djazuli.
Sebelumnya, Gus Iqdam membela Gus Miftah hingga menyebut netizen tolol berdalih temannya itu memang biasa melontarkan kata-kata kotor ketika berdakwah, karena memang targetnya merangkul anak jalanan.
Namun, Gus Thuba beranggapan ulama yang ingin merangkul anak jalanan seharusnya turun ke jalanan untuk berdakwah secara langsung di jalanan.
Baca Juga: Polres Jaksel Periksa Korban Dugaan Penganiayaan Chandrika Chika
"Kalau berdakwah merangkul anak jalanan ya di jalanan, turun ke jalan seperti yang sudah-sudah. Saya sendiri juga seperti itu," ujar Gus Thuba dilansir dari Youtube Gusyulalfalakh.
Gus Thuba mengatakan tak seharusnya ulama membawa kebiasaan jalanan, seperti berucap kata-kata kasar ketika menggelar acara pengajian akbar.
Sebab, orang-orang yang menghadiri pengajian akbar sudah pasti bukan hanya anak jalanan.
"Bukan porsi jalanan yang dibawa ke pentas, karena di acara seperti ini isinya bukan hanya anak jalanan. Jadi dakwah untuk anak jalanan itu ya di jalan, bukan di sini," jelasnya.
Gus Thuba berpendapat tak pantas bila seorang ulama berbicara kotor bak orang jalanan dalam acara pengajiaan akbar, seperti berbicara tolol, goblok dan sebagainya.
Baca Juga: Chandrika Chika Kembali Terseret Kasus Hukum, Netizen: Lagi Incar Polisi Ya Chik?
"Jadi, lucu nanti majelisnya. Akhirnya omongannya kotor karena merangkul anak jalanan tadi. Akhirnya ngomong tolol," ujarnya.
Menurutnya, cara itu bukan untuk mengajarkan orang-orang mengaji melainkan mengumpat. Terlebih, acara pengajian akbar biasanya juga dihadiri anak-anak kecil.
Gus Thuba juga memprediksi hal tersebut tak akan jadi perhatian, bila video Gus Miftah dan Gus Iqdam ceramah menggunakan kata-kata kotor tidak viral di media sosial.
Sebab, Gus Thuba beranggapan sekarang ini orang-orang justru lebih tertarik dengan ulama yang ceramah menggunakan kata-kata kotor.
"Kalau bukan ramai isu kemarin, orang-orang sekarang kan tertarik to model kayak gitu. Nah ini ngaji atau ngajarin anak kecil mengumpat," katanya.