Suara.com - Ceramah lawas Miftah Maulana atau lebih dikenal Gus Miftah. Dalam video yang menjadi viral, Miftah menyindir Ustaz Maulana sebagai pendakwah pecicilan.
Miftah mengkritik gaya dakwah Maulana yang dianggap kurang baik. Meski tak menyebut nama, Miftah menyebutkan salam yang identik dengan Maulana, yaitu Jamaah...oh jamaah.
"Apa pantas kalau kiai NU diminta pecicilan seperti itu? Nggak pantas, masa menjelaskan di TV dengan pecicilan?" kata Gus Miftah dalam video yang beredar luas di TikTok.
Meski gaya dakwahnya dikritik, Ustaz Maulana punya amalan yang luar biasa sebagai seorang Muslim. Pria asal Makassar tersebut mengamalkan Puasa Nabi Idris atau juga dikenal Puasa Dahr.
Baca Juga: Adu Mewah Mobil Ustaz Maulana dan Gus Miftah, Selisih Tarif Ceramah Sentuh Rp 50 Juta
Puasa tersebut mulai dijalani sejak istrinya, Nur Aliyah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Selain tak bisa melupakan sang istri, dia berpuasa Nabi Idris karena ingin mengendalikan nafsunya.
Lantas apa itu Puasa Nabi Idris?
Ustaz Abdul Somad (UAS) pernah menjelaskan tentang Puasa Nabi Idris dalam sebuah ceramahnya yang dibagikan di Youtube Kutipan Dakwah UAS.
Awalnya, UAS mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menganjurkan supaya tiap Muslim berpuasa setidaknya 15 hari setiap bulan.
Dianjurkan bagi seorang Muslim melakukan puasa senin kamis. Jika sanggup lagi, kata UAS, ditambah puasa Ayyamul Bidh tiga hari berturut-rutu, yaitu di tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.
"Puasa Ayyamul Bidh tiga hari berturut-turut 13,14,15 setiap bulan, jadi 15 hari setiap bulan Anda puasa," kata UAS.
Baca Juga: Diajak Masuk Kristen, Begini Jawaban Ustaz Maulana yang Gaya Ceramahnya Diledek Gus Miftah
Lebih lanjut kata UAS, kalau masih sanggup lagi, lakukan Puasa Nabi Daud, yakni puasa yang dijalani selang-seling, sehari berpuasa, sehari tidak.
Satu lagi level paling berat adalah Puasa Nabi Idris yang dilakukan Ustaz Maulana. Puasa Nabi Idris adalah puasa yang dilakukan setiap hari dan sepanjang masa.
"Paling tinggi namanya Puasa Dahr, artinya sepanjang masa," ujar UAS.
Hanya saja, UAS menggarisbawahi puasa ini boleh dilakukan asal tak menimbulkan mudharat. Di dalam Islam, mudharat adalah sesuatu yang bisa membawa kerugian, bahaya bagi fisik dan mental, atau keburukan bagi diri sendiri atau orang lain.
“Dalam Islam kita diajarkan buatlah sesuatu yang kira-kira bermanfaat buat orang banyak,” kata UAS.
Mereka yang pernah mengamalkan puasa Nabi Idris antara lain istri Nabi Muhammad, Aisyah, dan anak Umar Bin Khatab.
“Sayyidah Aisyah melakukan Puasa Nabi Idris atau Puasa Dahr setelah Nabi Muhammad SAW sudah meninggal dan dia tidak ada anak, jadi tidak ada tanggungan. Maka dia hidupnya untuk beribadah," ujar UAS.