Suara.com - Hukum mengucapkan Selamat Natal bagi orang muslim berbeda-beda. Ada ulama yang membolehkan, ada juga sebaliknya.
Di Indonesia saja, terdapat perbedaan pandangan dari para pendakwah. Namun, Gus Miftah dan Habib Jafar adalah dai yang sama-sama memboleh mengucapkan Selamat Natal bagi individu muslim.
Meski sama-sama membolehkan, Gus Miftah dan Habib Jafar memiliki argumentasi berbeda dalam menghukumi hal tersebut. Seperti apa perbedaannya? Simak berikut ini.
Dimulai dari Gus Miftah. Ucapan Gus Miftah soal membolehkan mengucapkan Selamat Natal bagi seorang muslim sering dia disampaikan dalam beberapa ceramahnya.
Baca Juga: 5 Potret Rumah Ustaz Maulana, Tarif Ceramahnya Selisih Rp50 Juta dari Gus Miftah
Dalam potongan video yang dibagikan ulang akun TikTok @rlanggasinulingga, Miftah memakai perumpaan orang Islam yang bekerja untuk umat Kristiani.
Menurut dia, orang Islam tersebut tak otomatis keluar dari Islam hanya karena bekerja untuk orang Kristen.
"Bekerja kepada orang kafir, maka dia menjadi kafir. Nggak ada yang berani (ngomong)," ujar Gus Miftah, dilansir pada Kamis (19/12/2024).
Karena itu, Gus Miftah berpendapat, seorang Muslim yang mengucapkan Selamat Natal juga tak otomatis keluar dari agama Islam.
"Akan sangat naif ketika orang mengatakan, 'Selamat Natal', maka dia menjadi Kristen. Artinya, kalau ada orang Islam mengatakan selamat Natal kepada orang Kristen, dia menjadi Kristen, berarti orang Kristen menjadi Islam manakala dia mengucapkan selamat Idul Fitri," ujar Gus Miftah.
Baca Juga: Penampilan Gus Miftah sebelum Terkenal Jadi Gunjingan, Uang Mengubah Segalanya
Sementara itu, Habib Jafar punya pandangan lain. Dia mengutip salah satu ayat di Al Quran untuk menghukumi tak masalah mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani.
"Ketika kita membuka Surat Maryam, ditemukan di sana di mana ayat menyatakan selamat atas kelahiran Nabi Isa, yang merupakan salah satu Nabi dalam keyakinan kita," ujar Habib Jafar dalam tayangan akun TikTok @muh.a_w. Nabi Isa dalam pandangan Umat Kristiani adalah Tuhan Yesus.
Argumentasi kedua, Habib Jafar menyinggung sikap Nabi Muhammad SAW ketika ada seorang Yahudi meninggal dunia dan dibawa di hadapannya. Nabi diceritakan memilih berdiri dan memberikan penghormatan.
Menurut Habib Jafar, sikap tersebut tak lain adalah sikap saling menghormati meski berbeda agama Kendati begitu, persoalan terkait keimanan dijadikan Habib Jafar sebagai batasan.
"(Boleh mengucapkan) selama bahwa keimanan sebagaimana mereka mengimani Yesus yang dalam hal ini adalah nabi, yaitu Nabi Isa bagi kita. Jadi, bagi saya, untuk menjaga hubungan baik dengan umat beragama lain, perlunya kita kiranya mengucapkan Selamat Natal," kata Habib Fajar.