Suara.com - Miftah Maulana atau lebih dikenal Gus Miftah diduga menyesal setelah mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Pengunduran dirinya menyusul kontroversi olok-olok pedagang es teh bernama Suhanji.
Dugaan Miftah menyesal terungkap karena dia curhat colongan dalam sebuah kajian belum lama ini. Dia menyinggung soal 'kehilangan' merespons ejekan jamaah.
Saat itu, Miftah protes ketika jamaah meneriakinya "cair" setelah membahas kebaikan calon bupati Ponorogo.
"Cair cair matamu, sini habis kehilangan kok," kata Gus Miftah merespons ejekan jamaah.
Baca Juga: Teh Novi Berharap Perdamaian dengan Agus Salim Tercapai sebelum Tahun Baru
Dalam video yang lain, pemilik pondok pesantren Ora Aji Yogyakarta ini pernah mengungkap alasan mau mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Miftah ternyata mengajukan syarat kepada Prabowo.
"Makanya dari awal saya bilang sama Pak Parbowo, 'pak saya akan dukung bapak sebagai calon presiden, tapi syaratnya satu, saya nggak mau orang-orang yang Islam aliran keras entah dari manapun itu berada di lingkungan bapak'," katanya mengulang perkatannya pada Prabowo, seperti dikutip dalam video unggahan akun X @21_mozza.
Lebih detail, orang-orang Islam yang dianggap keras adalah tokoh dalam aksi 212.
"Saya nggak mau orang seperti 212 berada di lingkungan bapak," katanya.
Gus Miftah menyampaikan hal tersebut ketika melakukan pengajian sebelum Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI ke-8.
Baca Juga: Laporkan Alvin Lim Pengacara Agus, Teh Novi Diperiksa Polisi Hari Ini
Miftah juga meminta para jamaahnya untuk membayangkan bila orang seperti dirinya tidak berada di sekitar Prabowo Subianto.
Menurutnya, negara ini akan menjadi carut marut bila orang-orang Islam yang dianggap keras berada di lingkungan presiden.
"Coba Anda bayangkan kalau orang kayak saya nggak masuk di lingkungan Pak Prabowo, orang-orang Islam aliran keras besok masuk Istana Negara tiba-tiba takbir, bubar negara ini," kata Gus Miftah.