Suara.com - Miftah Maulana atau yang dikenal Gus Miftah baru-baru ini curhat colongan alias curcol ihwal pengunduran dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Curhatan hati itu disampaikan di sebuah acara kajian. Awalnya, jamaah memberi kode bahwa Miftah akan dapat keuntungan materi karena membahas kebaikan Sugiri Sancoko.
Tapi, Miftah tak sepakat dengan hal itu. "Cair, cair matamu. Sini kehilangan kok cair," kata Gus Miftah di Youtube Keluarga Didik.
Di balik keputusan pengunduran dirinya, Miftah ternyata sempat berkonsultasi kepada gurunya, KH. Syarif Hidayatullah alias Abah Syarif Sragen.
Baca Juga: Adu Pendidikan Gus Miftah vs Ustaz Maulana, Siapa Si Paling Paham Agama?
"Waktu Miftah melarat itu, saya gurunya. Sudah (dianggap) seperti anak sendiri," ucap pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda Plosorejo Gondang ini.
Syarif mengaku berperan atas segala keputusan Gus Miftah. Salah satunya terkait jabatan Utusan Khusus Presiden.
"Gus Miftah itu sebenarnya akan diangkat menjadi Utusan Khusus Presiden itu pertimbangannya Syarif Hidayatulloh, ya saya ini. Kalau Abah Syarif tidak mengizinkan, (dia) tidak tanda tangan," kata Syarif.
Pun ketika Miftah mundur dari jabatan tersebut, Syarif juga berperan. Keputusan Miftah melepas jabatan Utusan Khusus Presiden atas saran dan izinnya.
"Banyak yang menuntut harus mundur. 'Mundur le?' (dia bilang), 'mundur' (saya balas). (Dia) izin sama saya," ucap Abah Syarif.
Baca Juga: Profil 3 Pencemarah Kondang yang Diduga Pernah Diejek Gus Miftah, Ucapannya Pedih Semua!
Kendati begitu, Abah Syarif berterus terang tak pasang badan ketika Miftah tersandung polemik olok-olok pedagang es.
"Saya tidak membela dan saya tidak pasang badan," pungkas Abah Syarif, dikutip dari YouTube YPI News pada Rabu (18/12/2024).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam.
"Miftah harus banyak belajar lagi terkhusus bab adab dan akhak," tulis seorang netizen.
"Murid ya dibela, walaupun misal Yati pesek itu ibu kiai Syarif, mungkin kiai Syarif malah terima kasih," kata netizen lain.
"Pak kiai Syarif, apakah nggak lebih baik kalo salah itu agar dibetulkan? Bukan malah dibela dengan alasan yang tidak pasti," ujar yang lainnya.