Suara.com - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK Unsri), Lady Aurellia Pramesti banjir kritik karena jadi penyebab rekannya, seorang dokter koas, Lutfhi, dianiaya. Hanya saja, netizen kini mulai menghujat di luar konteks.
Sejumlah netizen menyinggung penampilan fisik Lady Aurellia Pramesti. Dia disebut-sebut mirip dengan artis Tanah Air, Boiyen Pesek.
Seiring santernya kritik bersifat ad hominem tersebut, sejumlah warganet lain pasang badan membela Boiyen Pesek.
Seorang warganet dengan akun Twitter @cultgirls mengutarakan ekspresi keberatan Boiyen Pesek dimirip-miripkan dengan Lady Aurellia Pramesti.
"Bodo amat mau ngataun tuh anak kayak apa, tapi jangan samain dia sama Boiyen ya," tulisnya, dikutip pada Jumat (13/12/2024).
Menurutnya, Boiyen Pesek memiliki sifat yang berbanding 180 derajat dari Lady Aurellia Pramesti, terutama dalam urusan kemandirian.
"Nggak terima gue suer. Independen woman, tulang punggung keluarga, disamain sama anak gak napak tanah begini," sambungnya.
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam. Sebagian netizen sepakat menolak Lady dimirip-miripkan Boiyen Pesek.
"Boiyen pekerja keras, dengar cerita dia nyanyi dangdut dibayar 50 ribu rasanya capek banget jadi dia," tulis seorang netizen.
Baca Juga: 4 Fakta Keluarga Lady Aurellia Pramesti yang Terlibat Penganiayaan Dokter Koas di Palembang
"Masih cakepan Boiyen dari segala sudut. Si Lady ini mah gak ada apa-apanya tanpa papi dan mami," kata netizen lain.
"Yes. Boiyen cewek hebat dan nggak pernah minta pengakuan. Dia independen woman," ujar yang lain.
Penganiayaan dokter koas dipicu dari keluhan Lady Aurellia Pramesti kepada sang ibunda, Sri Meiliani, soal jadwal jaga di rumah sakit.
Anak Dedy Mardansyah itu kabarnya keberatan dengan jadwal jaga yang dibuat oleh sang dokter koas karena hendak menonton konser musik.
Mendengar hal itu, Sri Meiliani kopi darat dengan sang dokter koas dalam rangka menegosiasikan jadwal jaga Lady Aurellia Pramesti. Tidak sendirian, dia didampingi sopir pribadinya.
Kendati demikian, diskusi tampaknya tak menemukan titik terang. Sopir pribadi Sri Meiliani tak dapat menahan emosi sehingga memukul sang dokter koas.