Suara.com - Hujatan publik pada Gus Miftah membuat asisten dan santrinya merasa prihatin. Gemas dan ingin membelanya, mereka lantas membongkar sosok pria bernama Miftah Maulana tersebut yang tak banyak diketahui publik.
Menurut asisten Gus Miftah, Pulung, banyaknya pedagang kaki lima di acara pengajian adalah hal lumah. Miftah, lanjut dia, juga kerap bercanda pada mereka di sela-sela ceramah.
"Mungkin hanya di media sosial yang nggak tahu gimana abah. Di Jawa ini, pedagang asongan jualan di acara pengajian itu sudah budaya. Abah itu biasa bercanda dengan pedagang-pedagang," kata Gus Miftah dilansir dari Insert Live, Rabu (11/12/2024).
Tak hanya sekedar bercanda, Gus Miftah juga sering memborong dagangan para pedagang asongan sejak dulu. Tapi tak semua momen tersebut terekam kamera.
Baca Juga: Ngaku Pernah Ramal Syahrini Lalu Terbukti, Rara Pawang Hujan Prediksi Fuji dan Aisar Bakal Nikah
"Setiap ngaji, saya sering disuruh Abah buat borong dagangan para penjual asongan dan itu sudah biasa. Bukan hal awal dan baru sekarang, tapi dari dulu," ujar Pulung.
Senada dengan Pulung, pengakuan juga datang dari salah satu santri Gus Miftah, Merry. Kata dia, Miftah sering kali memborong dagangan para penjual kaki lima.
Merry mengatakan Gus Miftah sering memborong dagangan penjual asongan yang hadir acara rutin di pondok pesantrennya, tetapi tak pernah didokumentasikan.
Gus Miftah biasanya membeli dagangan para penjual asongan itu setelah selesai acara pengajian rutin di pondok pesantrennya.
"Kan di sini ada kegiatan rutin Ahad Pahing, itu pasti banyak banget tukang es teh. Biasanya selesai acara itu, mereka pada ke dalam dan biasanya abah borong dagangannya tapi itu tidak didokumentasikan," jelas Merry.
Baca Juga: Siapa Istri Alvin Lim? Viral Bentak Wartawan yang Pancing Sang Suami
Karena itu, Merry sebagai santri juga cukup sedih melihat Gus Miftah dihujat netizen. Di sisi lain, ia juga tak memungkiri sikap pimpinan pondok pesantrennya terhadap Sunhaji, penjual es teh mungkin salah.
Merry pun hanya bisa mengatakan Gus Miftah adalah sosok yang sangat baik dan gaya bicaranya ketika ceramah memang sering menggunakan bahasa kasar.
"Kita sebagai santri merasa sedih banget, jadi buat semuanya bahwa Abah itu baik. Kita juga tahu dakwah Abah itu sasarannya kaum marjinal, orang-orang jalanan jadi buat yang belum paham pasti menganggapnya kurang wajar sebagai tokoh ulama," katanya.