Kebiasaan Para Santri di Ponpres Gus Miftah Tuai Sorotan

Rabu, 11 Desember 2024 | 14:32 WIB
Kebiasaan Para Santri di Ponpres Gus Miftah Tuai Sorotan
Gus Miftah dan Ning Astuti (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pondok Pesantren Ora Aji diketahui adalah milik Gus Miftah. Pondok pesantren yang ada di Yogyakarta ini juga dibina oleh Gus Miftah dan istrinya, Ning Astuti.

Namun, ada kebiasaan yang cukup aneh di balik pamor dari pondok pesantren tersebut. Kebiasaan tersebut sebenarnya sudah dibagikan sejak lama di TikTok sebelum nama Gus Miftah viral baru-baru ini.

Bahkan rekaman atas kebiasaan tersebut dibagikan sendiri oleh TikTok milik Pondok Pesantren Ora Aji. Hanya saja, kolom komentar pada unggahan tersebut dinonaktifkan.

Kolom komentar yang dinonaktifkan tersebut tak membuat warganet jera dan memilih berkomentar di tempat lain.

Baca Juga: Ucapan Kontroversial Sujiwo Tejo soal Gus Miftah dan Yati Pesek: Kalau Tersinggung...

Satu di antaranya adalah dalam unggahan milik @nuna_1421 yang dilansir oleh Suara.com pada Rabu (11/12/2024). Melalui unggahan tersebut, video lawas dari bukti kebiasaan para santri Ponpes Ora Aji dipamerkan.

Istri Gus Miftah, Ning Astuti terpantau sedang membagikan roti kepada para santri. Sembari menunggu giliran, para santri harus berjongkok.

Bukan sekali, sikap jongkok para santri Ora Aji terkuak dalam unggahan lainnya dengan Gus Miftah yang ada di sana. Gus Miftah dan istri tampak duduk di atas sembari menunggu satu per satu santri bersalaman dengan mereka.

Tak biasa, para santri justru berjejer sembari berjongkok. Bahkan  usai bersalaman, para santri harus pamit dengan melangkah mundur dalam keadaan yang sama, yaitu berjongkok.

Sikap jongkok yang ditemukan lebih dari sekali tersebut diduga adalah kebiasaan para santri di ponpes milik Gus Miftah. Kebiasaan tersebut hingga disandingkan dengan tunduknya masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

Baca Juga: Ketika Freudian Slip Menjadi Bumerang bagi Gus Miftah Maulana

"Mari lestarikan adab budaya zaman kompeni," ujar seorang warganet.

"Kayak zaman kompeni seperti budak jalan jongkok," tambah warganet lainnya.

"Astaghfirullah," warganet tak tahan untuk mengutarakan pandangannya dalam satu kata.

"Serendah itu kah (santri)," warganet yang lain turut berkomentar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI