"Terus saya juga pernah digituin sama orang, gara-gara saya pernah salaman dengan mbak mbak PSK selesai ngaji. Dia bilang 'Bukan muhrim kok salaman dan sebagainya'," jelasnya.
Sementara, Gus Miftah berdalih dirinya bersalaman dengan perempuan tersebut karena pernah dicibir sok suci dan jemaahnya menolak untuk mengaji lagi.
"Dulu bu gara-gara saya nggak mau salaman, mereka memutuskan tidak mau ngaji. Mereka bilang nggak usah ngaji, kyainya sok suci," katanya.
Karena itu, Gus Miftah memilih untuk bersalaman dengan lawan jenis, terutama para PSK agar mereka tetap mau mengaji.
"Saya mending mau bersalaman sama mereka, tapi mereka mau ngaji daripada saya tidak salaman terus mereka tidak mau ngaji," ujar Gus Miftah.
Gus Miftah mengatakan kebiasaannya kumpul bersama mereka itulah yang membuatnya sering berbahasa kasar. Namun, dirinya justru tak pernah menghina para PSK dan selalu menggunakan bahasa krama dengan istrinya.
"Nah bahasa saya itu karena terbiasa bertemu dengan mereka. Tapi demi Allah, saya ngaji 23 tahun dengan mbak mbak di sana nggak pernah saya memanggil lonte," ujarnya.