Suara.com - Kesuksesan Pramono Anung dan Rano Karno (Pram-Doel) memenangkan Pilkada Jakarta satu putaran mulai dikeluhkan pihak lawan.
Salah satunya dari kubu Ridwan Kamil dan Suswono (Rido), yang mulai mengangkat isu kecurangan hingga pelaksanaan Pilkada Jakarta yang jauh dari kelayakan.
Menyikapi munculnya isu kecurangan di balik kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno, Roy Marten selaku salah satu pendukung paslon nomor urut 3 itu cuma bisa tertawa.
Baca Juga: Roy Marten Rayakan Kemenangan Pramono-Rano: Kenyataan Tak Terbantahkan!
Sudah jadi rahasia umum bahwa di setiap pilkada, pihak yang kalah akan selalu mempermasalahkan hasil akhir penghitungan suara dengan berbagai alasan.
"Oh, iya. Yang kayak gitu itu wajar aja, yang kalah memang selalu begitu," ujar Roy Marten ditemui di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (8/12/2024).
Roy Marten, yang tahu betul cerita perjalanan Pramono Anung dan Rano Karno selama masa kampanye Pilkada Jakarta, meyakini bahwa isu kecurangan cuma omong kosong.
"Ya mana ada kecurangan? Mas Pram sama Rano itu mau curang gimana?" kata Roy Marten.
"Aparatnya bukan mereka, dan bukan di bawah kendali mereka. Jadi, ya mau curang gimana?" kata aktor 72 tahun itu melanjutkan.
Baca Juga: Pram-Rano Didukung Anies dan Ahok, Roy Marten Tak Kaget Bisa Menang Pilgub Jakarta
Andai kata benar terjadi kecurangan, Roy Marten menilai pemungutan suara ulang di TPS yang terindikasi juga tidak akan berpengaruh ke hasil akhir Pilkada Jakarta.
"Kalau misal yang dimaksud itu yang terjadi di satu atau dua TPS, itu kan nothing," imbuh kakek Gempita Nora Marten ini.
Namun di sisi lain, Roy Marten paham bahwa pihak yang kalah dalam Pilkada memang berhak mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) saat mereka merasa menemukan bukti kejanggalan.
Oleh karenanya, Roy Marten tidak mempermasalahkan langkah kubu Rido yang rencananya akan menggugat hasil Pilkada Jakarta dalam beberapa hari ke depan. "Ya itu hak mereka lah," ucap Roy Marten.
Sebagaimana diketahui, Pramono Anung dan Rano Karno dinyatakan menang satu putaran di Pilkada Jakarta dengan total perolehan suara 50,07 persen.
Mereka unggul jauh dari pesaing terberatnya, Ridwan Kamil dan Suswono, yang hanya mengumpulkan 39,4 persen suara.