Suara.com - KH Imam Jazuli menyebut Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah sebagai ksatria dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus suri teladan bagi banyak orang.
Pujian dilontarkan Imam Jazuli dalam unggahan Instagram ketika Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Mundurnya Miftah terkait aksinya mempermalukan pedadang es teh menuai kritik.
"Gus Miftah @gusmiftah mundur, sang ksatria dari Yogya, teladan bagi kita semua," tulisnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, itu pun mengunggah video konferensi pers Gus Miftah saat mengumumkan pengunduran dirinya di hadapan awak media.
Baca Juga: Dipermalukan di Depan Orang, Ini Asal-usul Gelar Ningrat Yati Pesek yang Tak Dimiliki Gus Miftah
"Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan dengan penuh kesadaran saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," kata Gus Miftah sambil menangis.
Unggahan Imam Jazuli rupanya menuai pro dan kontra. Beberapa mempertanyakan alasannya membela Gus Miftah.
"Anda kenapa sih belain orang itu? Dari awal aja udah bohong kalau dia 'Gus'. Anda kenapa sih?" tanya seorang warganet.
"Teladan kita adalah Rasulullah dan orang-orang yang meneladani akhlaknya Rasulullah," tegas warganet yang lain.
"Ini mungkin cara Allah sayang dengan Gus Miftah. Mendapatkan teguran sebelum terlalu jauh. Semoga Gus Miftah bisa istiqamah di jalan Allah," ujar warganet lainnya.
Baca Juga: Ikut Sakit Hati, Kunto Aji Sampai Tidak Berani Dengar Hinaan Gus Miftah ke Yati Pesek di Video Viral
Selain disebut sebagai ksatria, Gus Miftah juga dianggap seperti wali oleh budayawan sekaligus aktor Sujiwo Tejo. Tapi ucapan Tejo ini adalah sebuah satire.
"Kelihatannya saja Gus Miftah itu mengolok-olok, padahal dia mungkin adalah seorang wali yang tidak ingin dipuji. Dia ingin memberangkatkan bapak Sunhaji umrah dengan cara mengolok-olok, supaya bapak Subhaji tidak berutang budi," Sujiwo Tejo.
Sujiwo Tejo mengatakan demikian karena banyak kisah para wali yang suka memberi rezeki kepada orang lain dengan cara tak lazim. Sebab, mereka tidak ingin orang tersebut berutang budi.
"Banyak kisah-kisah wali yang memberi duit dengan cara membuang duit ke muka orang, supaya orang itu tidak merasa berutang paksa," katanya.