Suara.com - Emosi haru mewarnai kehadiran MAGMA Entertainment dalam agenda tahunan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024.
Selain menyajikan sneak peak "Qodrat 2" yang rencananya akan tayang pada tahun 2025, MAGMA hadir di JAFF Market bersama bocoran-bocoran karya yang tak kalah menarik nan ciamik.
Melalui agenda Slate Announcement 2025-2028, MAGMA membocorkan komitmen untuk terus menampilkan inovasi dan diversifiasi bagi sinema Tanah Air. Komitmen tersebut dipertegas dengan empat kategori proyek besar, di antaranya:
1. Qodrat-Verse
Baca Juga: Raissa Anggiani Nyanyi dan Bintangi Film Lagu Cinta untuk Mama, Kisah Haru Ibu dan Anak
Sukses dengan film Qodrat yang dibintangi oleh Vino G. Bastian dan Marsha Timothy, MAGMA mempersiapkan tiga film lainnya. Pertama, ada proyek film Qodrat 2 yang sedikit bocorannya ditampilkan dalam JAFF pada Senin (2/12/2024) kemarin. Film ini siap tayang pada tahun 2025.
Membersamai Qodrat 2, ada Qodrat 3 serta Pemukiman Setan 2 yang bisa dinantikan kehadirannya untuk beberapa tahun ke depan. Seolah menolak untuk mengecewakan para loyalis mereka, MAGMA siap menghadirkan satu proyek misteri yang akan diumumkan di kemudian hari.
2. Genre Horor
Proyek kedua MAGMA tak lain berasal dari kategori horor. Ada beberapa film yang siap disajikan oleh MAGMA untuk para pecinta sinema Tanah Air.
Film horor berjudul Tumbal Darah siap ditayangkan pada tahun 2025. Film tersebut akan disusul dengan dua judul lainnya, yaitu Mayat Hidup dan Sumpah Pocong.
Baca Juga: Sinopsis Agni, Film Action India Dibintangi Pratik Gandhi di Prime Video
3. Magma Action Universe
Satu yang unik dari MAGMA adalah ketertarikan untuk menciptakan sinema dengan genre action (aksi). Setidaknya ada empat judul film yang menjadi bagian dari Magma Action Universe ini.
Tiga film tersebut adalah Perang Tanding, Death Trap, dan Hoki. Sementara satu film lainnya merupakan proyek blockbuster laga internasional yang berkolaborasi dengan Choi Yoon, produser asal Korea Selatan dengan judul Kampung Kubur.
4. Napas Baru MAGMA Entertainment
Terakhir, ada sebuah proyek dari MAGMA Entertainment yang bisa jadi paling personal di antara yang lain. Ditemani oleh Charles, Linda Gozali selaku produser mengumumkan kabar gembira untuk membawa kembali keindahan sinema-sinema yang diproduseri sang Ayah, Hendrick Gozali.
Diakui oleh Linda bahwa upaya MAGMA untuk me-remake karya-karya Hendrick Gozali bukan hal yang mudah. Alasan utama ada pada genre drama yang mendominasi karya-karya dari produser Hendrick Gozali tersebut.
"Seperti saya katakan, 90 persen film yang diproduksi Ayah kami itu berat. Asal dan awal, (film) itu semua bergenre drama," ujar Linda Gozali dalam konferensi pers yang digelar di JAFF Market, Rabu (4/12/2024).
Meski begitu, ada tiga judul yang siap diproduksi kembali oleh MAGMA Entertainment. Pertama, ada pemenang Film Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 1981, karya sutradara Ismail Soebardjo, Perempuan dalam Pasungan.
"Film ini semoga bisa kita remake pada tahun 2026 karena saat ini kami sedang memfinalisasi aktor bersama para investor lainnya yang akan terlibat," terang Linda.
Keputusan MAGMA untuk me-remake film ini patut diacungi jempol. Selain berhasil mengangkat topik terkait hukum pasung yang kontroversial yang sebenarnya sudah dilarang sejak tahun 177, film ini mewakili Indonesia untuk ditayangkan di Festival Film Berlin tahun 1981.
Sementara itu, MAGMA tentunya tidak serta merta berdiri dalam bayang-bayang kesuksesan Perempuan dalam Pasungan tanpa berniat menawarkan angin yang segar.
Disampaikan oleh penulis remake Perempuan dalam Pasungan, Asaf Antariksa yang juga hadir di sana, riset mengenai praktik hukum pasung pada masa sekarang tidak bisa diabaikan. Oleh Linda Gozali, Asaf Antariksa bahkan sempat digambarkan sebagai sosok yang mengutamakan riset dalam pembuatan karya-karyanya.
"Saat berencana membuat remake Perempuan dalam Pasungan bersama Charles, saya langsung mencari fakta melalui Google, apakah praktik pasungan itu masih terjadi atau tidak, dan ternyata ada data yang mengatakan bahwa masih ada sekitar, seingat saya, 166 kasus di mana pasungan masih terjadi, ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ungkap Asaf Antariksa.
"Secara fakta masih ada (hukum pasung) tapi kemudian plot dan segala macamnya masih akan kita diskusikan terus karena membawa tema lama dalam konteks sekarang itu bisa menjadi berbeda. Terutama terkait kesadaran mentoritas. Zaman dulu kesadaran itu rendah. Sekarang meski praktik pemasungan masih ada, secara umum, kesadaran tersebut masih tinggi dan ada faktor komunikasi gadget," katanya menyambung.
Tambahan soal storyline, Asaf berusaha memadukan relevansi hukum pasung pada masa sekarang namun tetap dalam lingkup yang bisa diterima oleh akal.
Bertolak dari sana, dua film lainnya yang menjadi napas baru MAGMA tak kalah sabar untuk dinantikan. Kedua film tersebut adalah masterpiece Ranjang Pengantin dan November Boys (November 1828).
Bersama tiga proyek lainnya, proyek 'napas baru' MAGMA Entertainment akan segera hadir dan menemani kita dalam periode 2025-2028. Nantikan segera!