Suara.com - Kasus Gus Miftah yang menghina penjual es masih ramai diberitakan di media sosial. Hal tersebut kemudian ditanggapi dengan bijak oleh pendakwah asal Rembang, Gus Baha.
Dalam sebuah kajian yang digelar di Universitas Islam Indonesia (UII) baru-baru ini, seorang hadirin bertanya soal kabar mengenai Gus Miftah yang viral. Dia juga bertanya dari mana sebenarnya asal panggilan Gus yang terdengar spesial di kalangan masyarakat awam.
“Hari-hari ini lagi viral berita seorang Gus. Mohon izin, ya mungkin berceramah dengan kalimat yang kurang baik, mungkin diniatkan guyon tapi malah melukai hati orang lain. Sebenarnya sejarah panggilan Gus ini seperti apa” tanya seorang hadirin yang datang dikutip dari kanal YouTube Mimansa TV pada Jumat (6/12/2024).
Baca Juga: Koleksi Jam Tangan Mewah Gus Miftah Kembali Dikuliti, Harga Capai Rp 300 Juta
Mendengar pertanyaan tersebut, Gus Baha menganggap jika pertanyaan tersebut bersifat provokatif sehingga dia tidak terlalu menanggapi serius pertanyaan tersebut.
“Ini yang provokatif dulu itu ya. Semoga diampuni oleh Allah Ta’ala,” ujarnya sambil tertawa.
Pendakwah tersebut mengaku jika dirinya tidak bermain media sosial sehingga hanya mendengar sekilas soal kabar kontroversi Gus Miftah dari pihak-pihak lain.
“Begini, satu tuh saya nggak medsosan tapi ya dengar-dengar laporan macam-macam lah tentang sekian pihak itu,” katanya.
Tidak ingin menyudutkan salah satu pihak, Gus Baha memilih untuk memberikan sebuah kisah inspiratif yang mengandung hikmah mengenai kisah Nabi Musa.
Baca Juga: Postingan Fufufafa Tahun 2014 Viral Lagi, Sindir Pertemanan Prabowo dengan Gus Miftah
Dalam kisah itu diceritakan bahwa Nabi Musa yang sedang khusyu beribadah berhari-hari itu ternyata doanya tetap tidak diterima Allah karena ada jamaahnya yang provokator alias pengadu domba.
“Kata Allah, di komunitas Anda yang ikut salat itu ada yang tukang adu-adu, nammam, provokator. Maka kamu doa kayak apa tetap nggak akan saya ijabahi,” katanya.
Mendengar penjelasan tersebut, Nabi Musa lalu meminta Allah menunjukkan siapakah pengadu domba tersebut agar dia usir dari majelisnya. Akan tetapi Allah justru tidak akan menunjukkannya karena jika hal itu dilakukan, maka Dia termasuk namimah yang disebutkannya.
“Jawabnya Allah itu lucu, saya ini orang yang mengharamkan nammam, mengharamkan namimah. Kalau saya menunjuk orang itu, berarti saya juga nammam,” terangnya.
Dari kisah Nabi Musa itu didapat sebuah pembelajaran berharga bahwa penting untuk kita agar tidak menjadi namimah atau pengadu domba. Dengan kata lain, Gus Baha tidak ingin memberikan pernyataan apapun terkait kasus Gus Miftah yang viral karena tidak ingin menjadi golongan namimah.
“Intinya Allah itu terus mengabaikan sekian peristiwa nammam. Jadi kalau pertanyaan provokatif terus kayak-kayak gitu mesti diabaikan oleh Allah Ta’ala, karena nanti repot itu,” tandasnya.
Di akhir penjelasannya, Gus Baha berseloroh jika dia termasuk Gus yang asli.
Memang saya termasuk Gus yang asli, itu jelas kalau itu,” pungkasnya sambil tertawa.
Kontributor : Rizka Utami