Sosiolog Sentil Gus Miftah: Seorang Gus Harusnya Pilih Bahasa yang Baik

Yazir Farouk Suara.Com
Jum'at, 06 Desember 2024 | 11:28 WIB
Sosiolog Sentil Gus Miftah: Seorang Gus Harusnya Pilih Bahasa yang Baik
Gus Miftah (ig/silaturahmikebangsaan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina menilai seseorang yang berstatus atau bergelar Gus di Indonesia seperti Gus Miftah harusnya jadi teladan masyarakat. Hal ini kata dia justru bertolak belakang dengan peristiwa Gus Miftah menghina dan mempermalukan penjual es teh bernama Sunhaji di sebuah kajian di Magelang, Jawa Tengah.

"Kita di dalam masyarakat itu harus berperilaku sesuai dengan status kita. Dalam konteks ini, Gus yang diasosiasikan dalam masyarakat kita sebagai orang yang memahami agama Islam dengan lebih baik dan mendalam daripada masyarakat umum, idealnya akan berprilaku sebagaimana seorang ulama yang baik," kata Nia kepada Suara.com, dihubungi Rabu (4/12/2024).

Teladan yang dimaksud Nia bisa berupa sikap atau perkataan. Sehingga, gelar Gus dalam seseorang benar-benar tepat tersemat di orang bersangkutan.

Alasan Gus Miftah selalu pakai kacamata hitam. [Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo]
Alasan Gus Miftah selalu pakai kacamata hitam. [Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo]

"Perilaku yang santun, menggunakan pilihan bahasa yang amat baik, yang terkadang untuk mengingatkan pun bahasa yang dipilih juga amat halus. Saya kira begitu ya untuk perilaku seorang Gus," ujar dia.

Baca Juga: 9 Fakta Yati Pesek, Pesinden Legendaris Dilecehkan Gus Miftah

Nia juga menyoroti pendapat Gus Miftah yang menyebut dagangan Sunhaji tak laku adalah bagian dari takdir. Kata dia, ini jelas keliru jika dikaitkan dengan teori sosiologi.

Nia juga sedikit mengutip tentang ajaran dalam Islam tentang nasib seseorang bisa berubah jika lebih dulu berusaha.

"Saya kira dalam nilai Islam amat kental diajarkan tentang nilai untuk maju atau dalam terminologi Sosiologi need for achievement. Dalam nilai-nilai Islam diajarkan, Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu sendiri mengubah keadaan mereka sendiri. Dan didalam nilai-nilai Islampun mengajarkan untuk tidak boleh berputus asa, dan tidak percaya akan rahmat Tuhan," ujarnya menjelaskan.

Gus Miftah belakangan disorot karena mengolok-ngolok penjual es teh bernama Sunhaji. Dalam video yang kini menjadi viral, awalnya pria asal Jogja ini bertanya pada Sunhaji apakah dagangannya sudah habis atau belum.

Sunhaji dan Gus Miftah. [Instagram]
Sunhaji dan Gus Miftah. [Instagram]

Alih-alih memborongnya karena belum laku terjual, Gus Miftah malah menyuruh Sunhaji untuk terus berkeliling. Yang jadi sorotan lagi, dia juga memakai bahasa kasar Ketika menyuruhnya.

Baca Juga: Bikin Malu! Perdana Menteri Malaysia Sampai Sentil Gus Miftah di Depan Para Pejabat: Contoh Sifat Angkuh dan Sombong

"Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual goblok,” ucap Gus Miftah.

Mirisnya, orang-orang di sekitar Gus Miftah ikut tertawa atas perundungan tersebut. Sementara, Sunhaji diam saja.

Gara-gara aksi tersebut, Gus Miftah banjir kritik. Dia kemudian minta maaf dan mengaku telah ditegur oleh Seskab Mayor Teddy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI