Suara.com - 'Mungkin Kita Perlu Waktu' resmi bertandang ke Yogyakarta. Dibalut kategori kompetisi Indonesian Screen Awards, film ini resmi tayang perdana dalam ajang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Senin dan Selasa (2-3/12/2024) lalu.
Keunikan dan pengakuan sejatinya sudah diterima dalam satu langkah oleh fim yang bisa disingkat dengan MKPW ini. Mengalahkan banyak film, MKPW menjadi satu dari enam film yang lolos seleksi dalam kategori Indonesian Screen Awards.
Film produksi bersama Kathanika Films, Adhya Pictures dan Karuna Pictures ini menampilkan aktor yang tengah digandrungi anak muda, Lukman Sardi. Selain menjadi pemeran utama, Lukman berperan produser eksekutif mewakili rumah produksi miliknya, Kathanika Films.
Melalui keterangan yang diterima oleh Suara.com, Lukman Sardi mengungkapkan rasa bungah dalam diri atas pencapaian MKPW. Lukman berharap film pertama dari Kathanika FIlms ini mendapatkan apresiasi dan ulasan dari para penonton sebelum kelak ditayangkan di bioskop.
"Senang sekali film ini yang juga merupakan proyek pertama dari Kathanika Films bisa masuk kompetisi di JAFF sebelum tayang di bioskop. Kami berharap film ini dapat diapresiasi dan diulas oleh para pecinta film festival dari berbagai sisi sehingga value dan kesan-kesan dari film ini bisa lebih dulu sampai kepada masyarakat luas sebagai calon penonton nanti di bioskop," Lukman Sardi menyampaikan.

Berbicara soal value, kisah yang dititipkan melalui MKPW bukan lah sesuatu yang bisa disaksikan dengan mudah dengan kedua mata. Keluarga adalah satu hal, namun trauma adalah hal yang jauh berbeda.
Perpaduan trauma dan keluarga bisa jadi dua hal. Pertama, menghancurkan apa yang sudah diupayakan atau kedua, mengikat apa yang sebelumnya terabaikan.
Berdurasi 95 menit, film ini mencoba mengiris satu per satu perasaan yang dialami oleh satu keluarga atas kehilangan yang sama. Keluarga tersebut mulanya diisi dengan kebahagiaan oleh Ombak (Bima Azriel), Ayah Restu (Lukman Sardi), dan Ibu Kasih (Sha Ine Febriyanti), dan Sara (Naura Hakim).
Hingga kebahagiaan berubah menjadi derita ketika Sarah harus pergi untuk selamanya. Restu memilih membendung perasaan dan berusaha baik-baik saja di hadapan anak dan istri.
Baca Juga: JAFF Market: Pasar Film Pertama dan Terbesar di Indonesia Resmi Dibuka di Yogyakarta!
Istrinya, Kasih yang juga seorang ibu, bersikeras pergi menjauh. Sementara Ombak yang kehilangan seorang kakak melanjutkan hidup dengan rasah bersalah yang menggerogoti jiwa.