Suara.com - Kasus Gus Miftah yang dianggap menghina dan mengolok-olok seorang penjual es di sebuah acara pengajian, viral dan menyita perhatian publik. Miftah pun mendapat banyak kecaman dari masyarakat.
Sikap arogan Gus Miftah juga mendapat tanggapan dari pakar hukum dan politik Amstrong Sembiring. Menurutnya, seorang tokoh publik seharusnya memiliki gaya komunikasi yang membangun.
"Dalam komunikasi, terutuama toko publik atau pejabat, penting untuk menggunakan bahasa yang menghormati dan membangun," kata Amstrong kepada wartawan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (3/12/2024).
Amstrong menambahkan, apa yang terjadi kepada Gus Miftah karena ulama 43 tahun itu bisa menggunakan bahasa santai dan akrab. Namun hal tersebut malah membawa petaka baginya.
Baca Juga: Dinilai Tak Pantas, Gelar Gus di Nama Gus Miftah Maulana Sempat Diprotes Anak Kiai
"Bahasa santun tidak hanya mencerminkan kepribadian, tapi juga dapat menciptakan suasana lebih harmonis dalam masyarakat," ujar Amstrong.
Bagi Amstron wajah publik kesal terhadap Gus Miftah, karena kata umpatan yang dilontarkan Miftah membuat kecewa tidak saja si penjual es, tapi juga orang yang mendengar.
"Penggunaan kata go***k yang ditunjukkan kepada orang lain, apalagi di ruang publik, dapat dianggap tak baik, karena berpotensi menyakti perasaan atau merendahkan martabat orang," imbuh Amstrong.
Seperti diketahui, Gus Miftah tengah menjadi omongan warganet gara-gara videonya saat mengisi sebuah acara pengajian di Mangelang, Jawa Tengah viral Senin (2/12/2024).
Dalam video, Gus Miftah bertanya kepada seorang laki-laki paruh baya penjual minuman. Miftah bertanya ke penjual es, "es tehnya masih banyak enggak? Masih? Ya sana dijual go**ok."
Baca Juga: Beda dari Gus Miftah, Adab Niken Salindry ke Penjual Es Teh Tuai Pujian
Sayangnya, orang-orang di samping dan belakang Gus Miftah malah ikutan tertawa dengan olok-olok yang dilontarkan ulama 43 tahun tersebut.
Hingga berita ini diunggah, Gus Miftah belum memberikan pernyataan maaf. Di Istagram, Miftah malah mengunggah video ceramah di tempat lain, di mana ia memborong pedagang makanan yang berjualan di situ.