Suara.com - Selang 2 bulan pasca adegan menoyor-toyor kepala istrinya di sebuah acara kajian Islami, Gus Miftah kembali tersandung kontroversi.
Kali ini, Gus Miftah tersandung kontroversi karena diduga memaki-maki seorang penjual es teh di sebuah pengajian di Magelang.
Dari unggahan yang beredar, Gus Miftah mulanya berkomentar soal penjual es teh yang tertangkap matanya sedang berjualan di acara pengajian tersebut.
"Es tehmu sih akeh (masih banyak), enggak? Ya sana jual g****k," tutur Gus Miftah.
Baca Juga: Beda Adab Gus Miftah dan Niken Salindry Perlakukan Penjual Es Teh: Dikritik Vs Dipuji
Pemilik nama asli Miftah Maulana Habiburrahman tersebut diduga menggoda sang penjual es teh dengan guyonan soal konsep rezeki menurut Islam.
"Jual dulu. Nanti kalau belum laku, ya sudah takdir," sambung Gus Miftah.
Gus Miftah mengungkap, rezeki tidak hanya berupa uang sebagaimana ekspektasi orang-orang, melainkan dapat berupa kesehatan.
"Kira-kira kalau hari itu adem, berarti doa tukang es diijabah enggak? Ya diijabah dalam bentuk lain. Es enggak laku, tapi badan sehat," kata Gus Miftah.
Cuplikan unggahan video detik-detik Gus Miftah diduga mengolok-olok pedagang es ini viral di media sosial Twitter dengan atensi sebanyak 487 ribu jumlah tayangan.
Baca Juga: Gus Miftah Ditunjuk Jadi Utusan Khusus Kerukunan Beragama, Netizen: ke Istrinya Saja Kasar
"Utusan Khusus Presiden Gus Miftah tuai kritik usai tolak borong dagangn penjual es," tulis akun @UmarHasibuan__, ditilik pada Selasa (3/12/2024).
Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam. Sebagian netizen mengkritik etika Gus Miftah kepada sang penjual es teh.
Pasalnya, Gus Miftah dianggap kelewat batas bercanda kepada sang penjual es teh. Apalagi, Gus Miftah menggunakan kata-kata kasar dalam bahan guyonannya.
"Peristiwa ini membuktikan bahwa dia memang bukan ahli agama atau ilmunya sedangkal ucapannya. Secara tidak langsung, bapak penjual teh lebih terhormat dan terpuji dari dia," tulis seorang netizen.
"Orang kayak gini kok bisa jadi stafsus presiden? Sangat tidak mencerminkan seorang ulama, kasihan bapak tukang esnya," ucap netizen lain.
"Seorang yang dianggap tokoh gak merasa getir dengan adanya kemiskinan itu sebenar-benarnya tone deaf," ujar netizen yang lainnya.