Suara.com - Nama Jhony Saputra mendadak viral di media sosial setelah diangkat menjadi Komisaris Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), perusahaan perkebunan kelapa sawit milik ayahnya, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam.
Informasi mengesankan ini kembali menyoroti gurita bisnis Haji Isam yang kerap menjadi perbincangan publik, terutama proyek ambisius cetak sawah di Papua.
Sebelumnya pada Juni 2024, Haji Isam menarik perhatian dengan memesan 2.000 ekskavator dari Tiongkok senilai Rp4 triliun.
Baca Juga: Profil Jhony Saputra, Anak Haji Isam jadi Komisaris Utama di Usia 23 Tahun
Pembelian fantastis ini disebut-sebut untuk mendukung proyek cetak sawah seluas satu juta hektar di Merauke, Papua, yang merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional Presiden Prabowo Subianto.
Menyusul viralnya jabatan menterengnya Jhony Saputra, seorang warganet di X atau Twitter menyuarakan kekhawatiran publik akan dampak lingkungan dari proyek tersebut.
"Untuk yang belum tahu, ayahnya membeli ribuan ekskavator secara tunai dari Tiongkok untuk membuka hutan seluas 2 juta hektar di Papua. Ya, dua juta hektar," tulis si warganet di X, Jumat (30/11/2024).
Proyek cetak sawah Haji Isam memang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, pemerintah mengklaim proyek ini akan meningkatkan produksi pangan nasional dan menciptakan lapangan kerja.
"Haji Isam, penjahat lingkungan ini, sudah jadi bahan studi kasus murid SMP saya. Pemerintah asyik diam saja sih," tulis warganet lainnya, mengkritik minimnya pengawasan pemerintah terhadap proyek tersebut.
Baca Juga: Rela Jongkok Ngobrol dengan Anak Haji Isam, Adab Raffi Ahmad Jadi Omongan
Warganet lain menyoroti potensi kerusakan lingkungan yang masif, terutama deforestasi dan hilangnya habitat satwa liar. Luas lahan yang akan dibuka untuk sawah juga menjadi sorotan warganet.
"Luas Jawa Tengah itu 3,25 juta hektar. Dua juta hektar artinya 60 persen luas Jawa Tengah. My God," komentar warganet lain.
"Satwa-satwa dalam dua juta hektar itu pada ke mana? Enggak mungkin kalau diungsikan, dibunuh?" kata wargnaet lain mempertanyakan, menunjukkan kepedulian terhadap keberlangsungan ekosistem di Papua.
Haji Isam sendiri menyatakan bahwa keterlibatannya dalam proyek ini adalah bentuk tanggung jawab terhadap negara. Dia optimistis proyek ini akan berhasil dan memberikan manfaat bagi masyarakat Papua.
"Dalam benak saya, bagaimana gagasan cetak sawah satu juta hektare ini bisa terealisasi dan berhasil," ujarnya.
Kontributor : Chusnul Chotimah