Suara.com - Pakar hukum Deolipa Yumara menyalahkan mantan kuasa hukum Pratiwi Noviyanthi, Brian Praneda, yang telah membuat draft klausal perdamaian dengan Agus Salim dan memicu kontroversi.
Diketahui, dalam draft tersebut tertera pihak Pratiwi Noviyanthi harus tetap menggalang dana walaupun uang donasi awal telah habis untuk pengobatan Agus.
Perjanjian itu pun tidak bisa dihentikan secara sepihak. Bila kedua belah pihak meninggal, maka akan diteruskan kepada ahli waris.
Berikut isi klausal yang menjadi bahan pertimbangan yang diduga membuat Novi menunda perdamaian:
Baca Juga: Drama Donasi Agus Salim Bikin Teh Novi Lelah: Urus ODGJ dan Anak Asuh Terbengkalai
"Apabila seluruh dana donasi yang dipergunakan untuk biaya pengobatan mata dan luka bakar pihak pertama telah habis terpakai dan selanjutnya diperlakukan dana lanjutan, maka pihak kedua akan melakukan penggalangan donasi lanjutan sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan yang berlaku," bunyi klausul tersebut.
"Bahwa kesepakatan bersama ini tidak akan berakhir dan/atau dibatalkan dengan permintaan salah satu pihak. Akan tetapi harus dengan kesepakatan dan persetujuan tertulis para pihak serta tidak akan berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak akan tetapi diteruskan dan wajib dipenuhi oleh para ahli waris atau penerima hak masing-masing," lanjut klausul di atas.
Terkait dengan hal itu, sang pakar hukum menuding Brian Praneda salah dalam membuat konsep klausal perjanjian.
"Jadi yang membuat konsep perdamaian dengan pembelaan pembiayaan 7 turunan itu, itu yang salah yang membuat konsep," tegas Deolipa Yumara, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi pada Jumat (29/11/2024).
Deolipa Yumara juga memaklumi apabila Novi pada akhirnya tidak mau menandatangani perjanjian tersebut karena itu akan memberatkannya.
Baca Juga: Teh Novi dan Denny Sumargo Ngadu ke Mensos, Farhat Abbas Dinantikan Datangi Istana
"Orang waras tuh nggak akan bisa menerima itu. Nah, Novi ini masih waras. Jadi dia pasti menolak itu. Walaupun ini yang buat pengacaranya Novi sendiri," lanjutnya.
Deolipa Yumara menambahkan, "Berarti pengacara Novi sendiri yang tidak paham. Enggak ada itu pembelaan pembiayaan sampai 7 turunan, orang sampe 2 turunan aja nggak ada."
Sementara dalam pernyatannya baru-baru ini, Brian Praneda mengatakan bahwa Novi sudah mengetahui dan menyepakati isi dari draft perjanjian sebelum dibawa ke meja mediasi.
"Ada percakapan di mana terdapat poin-poin yang harus di-takedown, harus dicopot dan itu disepakati oleh Novi juga. Setelah revisi terakhir, saya konfirmasi lagi dan akhirnya sudah oke, sudah aman. Dan selanjutnya saya kirimin lewat WhatsApp ke Bang Farhat," jelas Brian Praneda.