Suara.com - Dua pendiri komunitas Stand Up Indo, Ernest Prakasa dan Pandji Pragiwaksono, cukup intens mengawal jalannya pesta demokrasi Pemilu 2024.
Salah satu hal yang disorot Pandji Pragiwaksono dan Ernest Prakasa dalam Pilkada 2024 adalah sikap Bawaslu yang melempem menindak dugaan keberpihakan Prabowo Subianto.
Ditilik dari akun Twitter pribadi mereka pada Kamis (28/11/2024), berikut adalah perbandingan kritik Pandji Pragiwaksono dan Ernest Prakasa kepada Bawaslu.
Pandji Pragiwaksono
Baca Juga: Tak Periksa Prabowo Meski Teken Surat Ajakan Coblos RK-Suswono, Bawaslu Bidik Raffi Ahmad?
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja tak menjatuhi Prabowo Subianto hukuman atas video endorsement Ahmad Luthfi. Menurut dalihnya, video tersebut diambil pada hari libur, yakni pada Minggu (3/11/2024).
"Ketentuan mengenai cuti kampanye atau syarat untuk ikut serta dalam kampanye tidak berlaku karena pembuatan video dilakukan Minggu 3 November 2024 atau pada hari libur," kata Rahmat dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu RI, Jakarta pada Rabu (20/11/2024).
Dalih Rahmat Bagja itu spontan mendapat reaksi dari Pandji Pragiwaksono. Dia mengutarakan kritik secara implisit atas fungsi Bawaslu dalam Pilkada 2024.
Selain itu, alumni FSRD ITB tersebut juga mengkritik peran ganda Prabowo Subianto sebagai Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra.
"Ini berarti jadi Presiden ada liburnya, jadi kader Gerindra gak ada liburnya. Kasihan. Kader-kader Gerindra kalau pengin punya work life balance, mending pindah ke PSI aja.
"Pasti Sabtu dan Minggu libur. Orang Senin sampai Jumat juga gak kerja. I'm sorry just Giring, just kidding," ujar Pandji Pragiwaksono.
Ernest Prakasa
Selaras dengan Pandji Pragiwaksono, Ernest Prakasa juga melontarkan kritik Bawaslu yang terkesan kurang efisien menjalankan perannya dalam Pilkada 2024.
Berbeda dari Pandji Pragiwaksono, Ernest Prakasa lebih memilih untuk mengunakan satire komedi sebagai bentuk kritiknya terhadap Bawaslu.
"Dua kata lucu: kinerja Bawaslu," tutur Ernest Prakasa.