Suara.com - Mediasi yang digadang-gadangkan terjadi antara Agus Salim dan Pratiwi Noviyanthi berujung gagal. Ketidakterlibatan Denny Sumargo disebut menjadi faktor utama.
Sementara itu, hadirnya pihak Pratiwi Noviyanthi berhadapan dengan Agus Salim dan kuasa hukumnya termasuk Farhat Abbas membuat publik merasa resah. Farhat Abbas kembali dituding memojokkan Teh Novi dalam proses mediasi tersebut.
Ketidakpercaayaan serta kekesalan disampaikan oleh publik melalui kolom komentar di unggahan terakhir Farhat Abbas di Instagram.
"Parah banget memojokkan Teh Novi, sampai kapanpun donasinya harus dialihin ke yayasan gak diterima di Agus lagi," bunyi salah satu komentar yang ditinggalkan.
Baca Juga: Mediasi Gagal! Pratiwi Noviyanthi Hengkang Tanpa Sepatah Kata, Kasus Donasi Agus Salim Makin Rumit
Berdasarkan pantauan Suara.com pada Rabu (27/11/2024), komentar tersebut bukan satu-satunya kritikan yang diberikan publik untuk sikap dan kredibilitas Farhat Abbas sebagai seorang pengacara.
Bahkan kredibilitasnya sebagai seseorang yang terjun di dunia hukum semakin dipertanyakan, usai publik menengok unggahan Farhat Abbas di Instagram. Selain Feed, Farhat diketahui mengutarakan emosinya di Instagram Story usai mediasi Teh Novi dan Agus Salim berakhir dengan kegagalan.
Namun koar-koar yang dilakukan oleh Farhat Abbas malah ditertawakan oleh publik. Bagaimana tidak, Farhat Abbas tidak bisa membedakan mana kata yang harus ditulis dengan dipisah dan disambung.
Selain itu, tata cara menulis ala Farhat Abbas dinilai semakin parah dengan dirinya yang tidak bisa meletakkan tanda baca dengan tepat.
"Baca status Farhat Abbas, bingung sama tulisan yang ga ada titik koma dan tanda baca. Gimana dia bisa jadi pengacara?" heran seorang warganet.
Baca Juga: Berakhir Buyar! Mediasi Kasus Donasi Korban Penyiraman Air Keras Gagal Tercapai
Komentar tersebut ternyata menjadi pemantik bagi para warganet lain yang lelah menahan diri untuk berkomentar buruk soal Farhat Abbas. Komentar-komentar negatif pun turut berdatangan.
"Jangan lupa, background (status) warna merah muda," sindir warganet.
"Kayak bocil story-nya," timpal warganet.
"Story-nya kayak orang tidak sekolah, kayak preman di jalanan," kritik warganet lainnya.