Suara.com - Sifat idealis sering dilihat manusia sebagai sesuatu yang buruk. Mereka bahkan sering dianggap sebagai penghambat kesuksesan karena prinsip hidupnya yang tidak realistis.
Namun, tidak semua hasil pemikiran seorang idealis terbuang sia-sia. Evan Loss jadi salah satu yang bisa membuktikan bahwa keyakinannya akan sesuatu bakal berbuah manis.
Tahun 2022 lalu, single Full Senyum Sayang yang dinyanyikan Evan Loss sukses besar. Lagu itu bahkan membawa Evan masuk jajaran nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards di tahun yang sama.
![Evan Loss saat ditemui Suara.com di kawasan Haji Nawi, Jakarta, Senin (25/11/2024). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/25/10207-evan-loss.jpg)
Ternyata, Full Senyum Sayang adalah sebuah karya idealis dari seorang Evan Loss. Kecintaan Evan pada budaya Jawa jadi pemicu lahirnya karya itu.
“Musik harus etnis. Evan paling suka sama musik etnis. Jadi di tengah-tengah musik itu, instrumen gendang jaipong gitu-gitu, gitar kentrung, itu harus ada. Pokoknya yang organik lah,” terang Evan Loss kepada Suara.com di kawasan Haji Nawi, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Cara Evan Loss mengemas lirik lagu pun terbilang tidak biasa. Ia suka menghitung jumlah satu kata yang paling ingin diperdengarkan dalam sebuah karya.
“Misalnya, dalam satu lagu itu harus ada 22 kata rindu,” beber Evan Loss.
Namun, Evan Loss tidak menampik bahwa ketika sudah membicarakan karya komersil, ia tidak bisa kelewat idealis. Hal serupa pun Evan terapkan untuk penggarapan Full Senyum Sayang kala itu.
“Idealisnya itu lama-lama mengerucut ke satu, uang. Kalau sudah kepentok butuh, kalau bahasa Jawanya, ya mau nggak mau,” terang Evan Loss.
Baca Juga: Selama 5 Tahun, AMI Peduli Bakal Salurkan Bantuan ke 50 Musisi Senior
“Saya juga menurunkan idealis kok, dalam bermusik. Lama-lama mikirnya ya gimana caranya produk saya bisa dijual,” imbuh lelaki asal Yogyakarta.