Perayaan Kreativitas: Alternativa Film Awards & Festival 2024 Dibuka Bersama Refleksi Hak-Hak Disabilitas

Senin, 25 November 2024 | 11:28 WIB
Perayaan Kreativitas: Alternativa Film Awards & Festival 2024 Dibuka Bersama Refleksi Hak-Hak Disabilitas
Pembukaan Alternativa Film Awards and Festival 2024 [Istimewa[
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yogyakarta menjadi tuan rumah perhelatan kedua Alternativa Film Awards and Festival. Perhelatan yang diinisiasi oleh inDrive ini resmi dibuka di Empire XXI, Yogyakarta, pada Jumat (22/11/2024). 

Guyuran air hujan tak merintangi para pengagum sinema untuk menikmati film-film terpilih dari penjuru Asia. Bird of a Different Feather dari India sebagai pembuka hingga Cu Li Never Cries dari Vietnam pada Rabu (27/11/2024) mendatang.

Sebagaimana komitmen inDrive, Alternativa Film Awards hadir bersama film berdurasi pandang dan pendek yang mengeksplorasi isu-isu sosial berdampak. Ketidaksetaraan gender, krisis identitas, hak-hak disabilitas digaungkan oleh film-film dalam acara yang juga dikenal dengan AFAF ini.

Pembukaan Alternativa Film Awards and Festival 2024 [Istimewa]
Pembukaan Alternativa Film Awards and Festival 2024 [Istimewa]

Bukan sekadar pemutaran film, karakter khas dari Alternativa Film Awards and Festival adalah mendorong adanya percakapan terbuka antara pembuat film dan publik.

Baca Juga: Dongkrak Industri Kreatif Lewat Festival Film Bulanan 2024

Setiap pemutaran film diiringi dengan diskusi, dengan mengundang para pembicara, di antaranya Sri Wahyaningsih, Dite Anindita, Suki Ratnasari, Katrin Bandel, Mahfud Ikhwan, Dr. Budi Wahyuni, Novi Kurnia, Dyna Herlina, Alya, Muhammad Rum, dan Kalis Mardiasih.

Membersamai pembuat film, para pembicara berbagi cerita, refleksi, hingga harapan terkait topik yang diangkat oleh masing-masing sineas. Dibersamai perwakilan inDrive, para pembicara juga melibatkan penonton dalam sebuah ruang dialog yang bermakna.

Penonton bisa menyampaikan kesan pribadi yang dimiliki setelah menonton film. Ataupun mengungkapkan pengalaman pribadi maupun orang terdekat yang relevan dengan topik di dalam film.

Konanur Prithvi Gopal (Producer of Bird of a Different Feather) [Istimewa]
Konanur Prithvi Gopal (Producer of Bird of a Different Feather) [Istimewa]

Satu di antaranya adalah kehadiran Gernatatiti dari Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta pada hari pertama, Jumat (22/11/2024). Gerna hadir untuk membersamai Konanur Prithvi Gopal selaku produser dari film Bird of a Different Feather (India).

Bersama-sama, Gerna dan Prithvi membuka percakapan mengenai isu yang segar namun kerap terabaikan, hak-hak disabilitas. Terutama hak bagi mereka, penyandang disabilitas untuk memperoleh akses pendidikan yang setara dengan mereka yang bukan penyandang disabilitas.

Baca Juga: Raih Penghargaan di Festival Film Bandung, Ayu Azhari Titip Pesan buat Fadli Zon

Meski sampel yang dihadirkan dalam film Bird of a Different Feather terjadi di India, isu mengenai diskriminasi dan perampasan hak-hak disabilitas bisa ditemukan dengan nyata di Indonesia. Pada momen ini lah, film/sinema melebarkan sayap sebagai jendela dunia, dengan satu bahasa yang sama, bahasa kemanusiaan.

Bahasa kemanuasiaan turut diperlihatkan melalui film kedua, Saba yang dibawa oleh sutradara Maksud Hossain dari Bangladesh. Berfokus pada ikatan antara ibu dan anak perempuan, Saba mencerminkan ketakutan serta keputusasaan atas kehidupan yang kita jalani ketika kita terjebak dalam usia yang semakin tua nan tubuh yang semakin rapuh.

Apa yang dipresentasikan Saba tak sekadar mewakili Tanah Air mereka, Bangladesh, namun juga Tanah Air kita, Indonesia. Ketakutan atas ketidakpastian di masa tua diiringi pertanyaan soal nasib keluarga dan orang-orang tersayang juga menggema dalam darah rakyat Indonesia--dan sekali lagi, sinema menjadi jendela refleksi.

Tim AFP Alternativa Film Awards and Festival 2024 [Istimewa]
Tim AFP Alternativa Film Awards and Festival 2024 [Istimewa]

Pemutaran dua film tersebut adalah bagian utama Alternativa Film Awards and Festival 2024, yang masih disusul dengan agenda tak kalah menarik, Industry Days.

Industry Days merupakan program profesional transformatif, yang digelar selama tiga hari dan dirancang untuk memberdayakan para sineas baru melalui berbagi pengetahuan, inspirasi, dan jaringan. Tujuan dari agenda ini adalah mempertemukan para sineas dan pembawa perubahan dari Asia Tenggara dan Global Utara.

Pembicara terkemuka termasuk sutradara pemenang Berlinale Film Festival, Steffi Niederzoll dan peneliti dampak Carol Misorelli akan hadir dalam agenda ini. Industry Days digelar bersama The Human Rights Film Network, InDocs, dan JAFF, serta La Corriente del Golfo--yang didirikan oleh Gael García Bernal dan Diego Luna untuk memperkuat ikatan budaya antara para sineas dari Global Selatan.

Pendaftaran untuk Pemutaran Film Festival dan Industry Days dibuka dengan jumlah tempat terbatas. Jangan lewatkan kesempatan dan temukan informasi   lebih lanjut tentang Alternativa Film Awards & Festival 2024, melalui Instagram @alternativa.film.sea.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI