Suara.com - Kekerasan yang diterima oleh E seorang siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya dari pria bernama Ivan Sugianto ternyata lebih dari satu kali. Kekerasan tersebut meliputi kekerasan verbal sekaligus psikis.
Melansir dari berkas yang dirangkum dan dicatat oleh PASTI INDONESIA (Perhimpunan Persatuan Aksi Solidaritas Untuk Transparansi dan Independen Indonesia) dalam unggahan akun X @faridhcrb, kekerasan kedua terjadi di dalam ruangan alih-alih di depan umum.
Kekerasan pertama diterima oleh siswa dengan inisial E tersebut di hadapan kedua orangtuanya. Selain itu, Ivan serta putranya yang dibela mati-matian juga berada di sana.
Saat dipindahkan ke dalam ruangan, ada upaya mediasi yang dilakukan kepala sekolah serta guru. Sayangnya, Ivan Sugianto menolak untuk menyelesaikan permasalahan putranya dengan E dengan cara baik-baik.
Baca Juga: Lex Wu Tertawakan Tangisan Ivan Sugianto: Ke Mana Arogansi Lu Kemarin?
Ivan meminta E untuk memeragakan hal yang sama seperti yang dilakukan E di hadapan publik sebelumnya. E diminta oleh Ivan untuk meminta maaf dengan cara sujud serta menggonggong.
Kekerasan yang diterima E lebih dari satu kali dan berupa kekerasan verbal hingga psikis di dalam ruangan, disaksikan oleh orangtuanya dan aparat sekolah.
"Ivan tidak ingin (masalah) diselesaikan dengan baik-baik dan tetap meminta E untuk minta maaf dengan cara sujud dan menggonggong seperti anjing (dengan sengaja kembali melakukan kekerasan verbal maupun psikis kepada E jadi dua kali E (korban) mengalami kekerasan dan diperlakukan secara tidak manusiawi)," bunyi keterangan dalam berkas kronologi yang dibagikan, dilansir oleh Suara.com pada Kamis (14/11/2024).
Tindakan Ivan Sugianto yang diduga juga mengintimidasi keluarga E terkuak dalam berkas tersebut.
Usai nama serta aksi intimidatifnya viral di media sosial, Ivan meminta untuk bertemu kedua orangtua E. Jika menolak, Ivan dan anggota kelompoknya yang akan mendatangi rumah dari E.
Baca Juga: Apa Itu Microinsult? Dugaan Omongan Rasis Trump ke Prabowo Jadi Sorotan
"(Ivan) mengirimkan beberapa orang untuk meminta agar kedua orangtua E bertemu untuk bicara baik- baik. Bila ortu E menolak, maka Ivan dan kelompoknya yang akan mendatangi rumah E," bunyi kronologi lanjutan yang disampaikan.
Pertemuan antara pihak Ivan dan orangtua E pun terjadi. Ivan di pertemuan tersebut ditemani aparat kepolisian. 'Proses perdamaian' muncul dengan permintaan dari pihak Ivan untuk memasukkan orangtua E ke dalam frame kamera.
"Ortu E mengalah dan bersedia menemui Ivan, di tempat pertemuan tersebut (Ivan tidak sendiri, namun didampingi oleh beberapa orang yang mengaku sebagai aparat kepolisian). Ivan meminta ortu Ethan agar bersedia divideo dan diminta mengatakan bahwa sudah berdamai dan tak ada masalah," imbuh keterangan yang disertakan.