"Tapi kalau ditilik ya, namanya perceraian itu kan sesuatu momen yang tidak bagus, negatif, sebaiknya memang kita merenung diri," ujarnya.

"Mungkin bukan harus nangis meraung-raung atau tertawa terbahak-bahak, tetapi merenung. Ini perjalanan perkawinan yang sampai patah di tengah jalan itu ada andil dari dua belah pihak, enggak hanya satu pastinya," katanya menambahkan.
Alasan kedua belah untuk bercerai juga seharusnya dianggap sebagai sebuah kegagalan yang berdampak kurang baik.
"Kenapa ini bisa terjadi itu harusnya dianggap sebagai suatu kegagalan," tutur Bunda Romi.
"Untuk bisa memperbaikinya harusnya dua-duanya ada introspeksi, mencoba memahami, 'oh ya saya kurang ini dan kurang ini'. Jadi mungkin itu harus jadi renungan," ucapnya.
"Orang kalau merenung enggak ada yang ketawa enggak ada yang apa, tapi dia diam."
Kontributor : Rizka Utami