Suara.com - Pratiwi Noviyanthi alias Novi mengaku tak tahu menahu asal mula munculnya petisi yang meminta donasi Agus Salim dikembalikan kepada donatur.
Petisi tersebut merupakan buntut dari kisruh penyelewengan dana donasi Agus Salim. Mulanya, donasi tersebut bertujuan untuk biaya pengobatan mata Agus yang rusak akibat siraman air keras.
Namun ketika terkumpul, Agus malah menggunakan uang tersebut buat bayar utang. Kini sisa uang donasi itu sudah dipindahkan ke rekening yayasan Novi agar bisa dipantau pengeluarannya.
"Petisi bukan saya yang buat. Bukan saya," ujar Novi dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).
Baca Juga: Drama Donasi Rp1,5 Miliar: Agus Salim Tuntut Novi, Kemana Larinya Uang Korban Air Keras?
Novi juga dituduh menyewa buzzer untuk membuat petisi tersebut. Perempuan tersebut dikira sengaja berbuat curang agar bisa mengambil alih uang donasi Agus.
"Saya pun tidak mengutus buzzer. Saya tekankan, saya tidak tahu menahu, itu (petisi) netizen yang buat. Dan mereka memiliki hak untuk membuat itu," ungkap Novi.
"Saya menghargai apa yang dibuat netizen, itu di luar kuasa saya," tambahnya.
Adapun petisi tersebut rupanya dibuat oleh salah seorang donatur bernama Rizky Pras. Petisi tersebut dibuat Rizky karena dia merasa kecewa terhadap Agus yang tidak amanah menggunakan uang donatur.
"Donatur merasa uang donasi yang sudah diberikan kepada Agus tidak digunakan sebagaimana mestinya," tulis Rizky dalam web petisi.
Baca Juga: Profil Novi Basuki Jubir Ganjar: Santri Ahli Filsafat Tiongkok, Fasih Berbahasa Mandarin
Sebagaimana diketahui, Novi merupakan YouTuber sosial yang bekerja membantu orang-orang yang terkena musibah. Salah satunya Agus Salim yang jadi korban penyiraman air keras oleh karyawannya.
Novi berinisiatif membuka galang dana untuk pengobatan Agus. Novi juga membuka peluang Agus tampil di podcast Denny Sumargo untuk mendapatkan lebih banyak donasi.
Sayangnya, niat baik Novi membantu Agus malah menjadi bumerang. Kini Novi dilaporkan Agus ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik.