Erina Gudono Terus Fleksing, Mendiang Ayah: Rakyat Makan dan Mengais Sampah..

Jum'at, 18 Oktober 2024 | 15:10 WIB
Erina Gudono Terus Fleksing, Mendiang Ayah: Rakyat Makan dan Mengais Sampah..
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (Instagram/erinagudono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sikap fleksing Erina Gudono kini membuat nama mendiang ayahnya, Mohammad Gudono diungkit. Mengingat sosok ayah mertua Kaesang Pangarep itu bukan orang yang sembarangan.

Erina Gudono merupakan putri dari pasangan Mohammad Gudono dan Sofiatun Gudono. Ayah dari Erina, Mohammad Gudono lebih dikenal dengan nama Profesor Gudono.

Mohammad Gudono merupakan guru besar di fakultas yang sama tempat Erina Gudono belajar yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.

Sebagai seorang dosen, Profesor Gudono tidak hanya dipuji atas pemikirannya. Namun juga karyanya yang sempat viral dan kini kembali diperbincangkan.

Baca Juga: Anies Baswedan Tetiba Ingin Makan Sushi tapi Bukan Omakase, Sindir Erina Gudono?

Sayangnya, Erina Gudono diragukan pernah membaca buku atau tulisan dari sang ayah. Mengingat isi dari tulisan tersebut mengkritisi soal gaya hidup mewah dari para pemimpin.

"Mbak Erina pernah baca tulisan bapaknya enggak sih? Karya sebagus itu mbok ya dibaca, dipahami," kritik seorang warganet.

Tulisan yang dimaksudkan memiliki judul yang menarik. Judulnya adalah Moralitas dan Kemajuan Ekonomi.

Pada bagian akhir, ayah dari Erina Gudono ini menyebut bahwa negeri para bedebah ditandai dengan gaya hidup mewah dari para pemimpinnya. Kondisi ini disesuaikan dengan Erina Gudono yang tak lain adalah keluarga dari presiden Indonesia saat ini, Jokowi.

"Tahukah kamu ciri-ciri negara bedebah? Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah," tulis ayah Erina Gudono.

Baca Juga: Anies Baswedan Tiba-tiba Ngaku Pengen Makan Sushi, Netizen Sebut Sindir Erina Gudono: Bro Ini Sedang Memasak..

Tidak berhenti di situ, gaya hidup mewah yang dimaksudkan tersebut dijelaskan kontras dengan situasi rakyat. Situasi yang memperlihatkan kebalikan dari kemewahan yaitu kemiskinan.

"Tapi rakyatnya makan dan mengais sampah atau menjadi kuli di negeri orang dibayar dengan serapah dan bogem mentah," tutur tulisan Profesor Gudono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI