Suara.com - Tagar Liam Payne masih mendominasi berita viral di media sosial X. Kematian tragis eks personel One Direction yang jatuh dari balkon hotel di Argentina itu memang sangat mengejutkan publik.
Saat ini masih dilakukan penyelidikan mengenai penyebab kematian pelantun lagu Teardrops itu.
Sementara itu, mantan tunangan Payne, Maya Henry mengungkapkan sebuah hal tentang Payne dalam wawancara yang ditayangkan hanya dua hari sebelum kematian eks personel One Direction itu.
Melansir New York Post, Henry mengatakan bahwa Payne membombardirnya dengan pesan-pesan berbau kematian. Ayah dari Bear Grey itu menyebut bahwa dia "akan mati" sebagai taktik manipulasi.
Baca Juga: Liam Payne, Eks Personel One Direction Meninggal Dunia di Umur ke-31
Maya Henry mengatakan bahwa Payne sering "bermain-main dengan kematian" dalam pesan-pesan yang dimaksudkan untuk memanipulasinya agar mau berbicara dengannya.
Payne juga meminta agar Henry tidak merilis buku fiksi kontroversial yang didasarkan pada hubungan "toxic" mereka.
Henry menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan mantan tunangannya itu dalam sebuah wawancara selama satu jam dengan saluran YouTube "The Internet Is Dead".
Model cantik sekaligus penulis buku itu mengatakan bahwa setelah putus pada tahun 2022, Payne seolah memangsa empati dirinya dan keluarganya dalam "lingkaran setan."
"Dia selalu mengirimi saya pesan, sejak kami putus, seperti 'Oh, aku tidak sehat',” ungkap Henry dalam wawancara tersebut.
Baca Juga: Sisi Kelam Liam Payne: Terjerat Kecanduan dan Masalah Kesehatan Mental
Tidak hanya itu, Payne juga disebut kerap kali menyinggung soal kematian.
“Dia akan bermain dengan kematian seperti, 'Yah, aku akan mati. Aku tidak baik-baik saja," katanya menambahkan.
Henry mencoba untuk membantu mantan tunangannya itu, namun Payne disebutnya malah tidak mau menerimanya.
Di saat buku yang ditulis Henry soal hubungannya dengan Payne akan rilis pada Mei lalu, sahabat Niall Horan itu semakin membombardir perempuan kelahiran San Antonio, Amerika Serikat itu.
“Ketika saya mengumumkan buku saya, dia melakukan hal yang sama. Dia menelepon ibu saya (dan mengatakan) ‘Saya rasa saya tidak akan hidup lama lagi’,” kata Henry menirukan ucapan Payne kala itu.
Meskipun Henry merasa bahwa pesan Payne tentang kematian bersifat manipulatif, namun dia tetap mengkhawatirkannya dan mencoba membantunya untuk mendapatkan bantuan dan rehabilitasi.
"Saya tahu gaya hidupnya dan ada hari di mana sesuatu yang buruk akan terjadi, jadi saya selalu berkata 'Oke, dia mengatakan hal-hal ini, saya harus membantunya karena jika tidak, saya tidak akan pernah bisa hidup dengan diri saya sendiri jika sesuatu terjadi padanya karena dia seorang ayah. Dia punya keluarga," kata Henry
Kontributor : Rizka Utami