Suara.com - Para pendukung Gibran Rakabuming terus berupaya untuk menenggelamkan skandal Fufufafa yang menjerat putra sulung Jokowi, sekaligus wakil presiden terpilih Indonesia tersebut.
Namun tampaknya upaya harus dilakukan dengan lebih keras. Meski ditutupi dengan beragam topik baru di X termasuk soal Raffi Ahmad, kata Fufufafa masih bisa ditemukan dengan mudah.
Hingga Selasa (1/10/2024), berdasarkan penelusuran dari Suara.com, Fufufafa masih setia menjadi salah satu tagar yang ramai diperbincangkan di platform yang dulu bernama Twitter ini.
Unggahan-unggahan yang menggunakan tagar tersebut memang bervariasi. Mulai dari memabahas skandal lama hingga menyinggung soal posisi Gibran Rakabuming sebagai wakil presiden.
Baca Juga: Warganet Temukan Kemiripan Profesor yang Beri Gelar Raffi Ahmad dan Gibran Rakabuming Raka
Posisi wapres tersebut bahkan mengiringi salah satu tagar dengan kesan yang cukup kuat. Bersama Fufufafa adalah Wapres, yang dilayangkan untuk Gibran Rakabuming, kata "psikopat" juga digunakan oleh warganet.
"#FufufafaWapresPsikopat," begitu lah bunyi tagar terbaru mengenai Fufufafa di X.
Beberapa warganet juga menggunakan tagar tersebut dengan pernyataan yang bervariasi.
"Ngeramein ah #FufufafaWapresPsikopat," bunyi salah satu cuitan.
"#FufufafaWapresPsikopat adalah awal kehancuran Indonesia yang katanya menuju emas," tambah yang lain.
"Psikopat dijadiin wapres #FufufafaWapresPsikopat," tulis warganet dalam unggahan berbeda.
Sementara itu, belum diketahui secara pasti mengapa kata psikopat kini digunakan untuk menggambarkan Fufufafa yang ramai diduga adalah pemilik akun Kaskus problematik bernama Fufufafa.
Namun jika berbicara soal psikopat yang memiliki keterkaitan dengan psikologi, seorang ahli sempat berbicara mengenai Gibran. Bernama Reza Indragiri, ia adalah seorang ahli psikologi forensik.
Melalui perbincangan dengan Roy Suryo, Reza sempat berbicara mengenai adanya kecanduan pornografi yang didasarkan pada unggahan-unggahan cabul Fufufafa.
Kecanduan tersebut kemudian berpengaruh pada kemampuan dari otak bagian depan yang juga bisa berdampak lagi pada kemampuan dalam memimpin negara.
"Kecanduan itu akan berpengaruh pada volume otak bagian depan, prefrontal. Otak depan itu tugasnya itu apa sih? Otak depan dominan fungsinya adalah executive functioning, bagaimana seseorang berlogika, bagaimana seseorang menyoroti persoalan, bagaimana seseorang mencari penyelesaian, bagaimana seseorang mengambil keputusan," kata Reza.
"Kalau wakil presiden kita ternyata volume otak depannya sudah menyusut sehingga kecakapannya dalam berpikir sudah terganggu, keputusan-keputusan dia sangat rentan menjadi eror, maka nasib kita (rakyat) akan jadi sengsara," imbuhnya.