Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Rambut Uya Kuya Masih Nyentrik

Uya Kuya lolos menjadi wakil rakyat alias duduk sebagai anggota DPR. Hari ini, suami Astrid Kuya itu resmi dilantik bersama ratusan anggota dewan lain di Gedung Nusantara.
Suara.com - Uya Kuya lolos menjadi wakil rakyat alias duduk sebagai anggota DPR. Hari ini, suami Astrid Kuya itu resmi dilantik bersama ratusan anggota dewan lain di Gedung Nusantara.
Saat dilantik, Uya Kuya tampil dengan setelan jas, lengkap dengan peci berwarna hitam. Meski terlihat rapi dan elegan, tapi sisi nyentrik bapak dia anak ini tak tertinggal.
Uya Kuya tetap mempertahankan rambut berwarna. Seperti saat presenter yang dijuluki raja gimmick ini membuka peci.
"Masih (berwarna), jangan sedih," kata Uya Kuya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (1/10/2024).
Baca Juga: Usai Kirim Surpres soal Revisi KUHAP, Pemerintah Kini Koordinasi Susun DIM
Uya Kuya menekankan, imej tidak memengaruhi integritas sebagai seorang politisi. Termasuk juga bukan tolak ukur seseorang yang memiliki otak dan kebaikan hati.
" Yang serius, pakai dasi, klimis, belum tentu baik hati. Belum tentu juga dia berdampak buat orang banyak," kata Uya Kuya.
"Terpenting bukan penampilan fisik, tapi integritas. Intinya kan, don't judge the book by it's cover," imbuhnya.
![Uya Kuya dan Astrid Kuya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (1/10/2024). [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/01/28098-uya-kuya-dan-astrid-kuya.jpg)
Uya Kuya pun tidak mau mengubah imej nyentrik cuma gara-gara terpilih menjadi anggota DPR. Toh seperti katanya, penampilan tidak menjamin kemampuan berpikir seseorang.
"Walaupun saya menjadi anggota dewan, tidak harus menjadi jaim. Mengubah imej jadi setelan bapak-bapak, rambut klimis, ya nggak gitu juga," ucap Uya Kuya.
Baca Juga: Hakim Diguyur Suap, DPR Sebut Skandal Vonis Lepas Kasus CPO Tamparan buat MA: Peristiwa Memalukan!
Semisal nantinya ada peraturan soal penampilan, baru, Uya Kuya akan mengikutinya. "Kecuali tiba-tiba ada UU, saya nurut. Kalau nggak ada aturan dewan nggak boleh berwarna ya tetap begini aja," pungkasnya.